Motif Beli Konsumen
Suatu
proses pemasaran selalu berhadapan dengan konsumen, untuk itu hendaknya para
pemasar mengetahui tentang perilaku konsumennya. Sedangkan menurut AA. Anwar
Prabu mangkunegara (2012:4) sebagai berikut:
“Perilaku konsumen adalah tindakan yang
dilakukan individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan
pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa
ekonomi yang dipengaruhi oleh lingkungan”
Dari
pengertian diatas, maka pemasar perlu memperhatikan perilaku-perilaku yang
mendorong konsumen dalam pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhannya, dan
distributor hendaknya perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
pembelian konsumen tersebut berdasarkan karakteristik dari aspek sosial budaya
dan aspek psikologis. Untuk aspek sosial budaya dapat dilihat dari kebudayaan,
keluarga dan kelas sosial.
Menurut
Philip Kotler (1997:153) budaya dapat didefinisikan sebagai “Penentu
keinginan dan perilaku yang mendasar”. Dengan adanya budaya seseorang akan
mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarganya
dalam lembaga penting lain.
Sedangkan
pengertian keluarga (1997:158) adalah:
“Organisasi pembelian
konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan merupakan acuan primer yang
paling berpengaruh”.
Ini
menunjukkan bahwa keluarga sangat menentukan
dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian. Sedangkan keluarga dapat dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu :
1.
Keluarga orientasi, yaitu yang
terdiri dari orang tua dan saudara kandung dari orang tua seseorang dapat
diorientasikan atas agama, politik, ekonomi, ambisi, harga diri dan cinta.
2.
Keluarga prokreasi, yaitu
pasangan dan anak-anak seseorang yang pengaruhnya lebih langsung terhadap
perilaku pembelian sehari-hari.
Untuk mengetahui bahwa anggota termasuk kedalam golongan
bawah, menengah dan atas, dapat diketahui dari kelas sosialnya melalui
pendapatan yang merekan peroleh tiap bulan.
Sedangkan status sosial yang ada dan dimilki oleh
konsumen adalah mencerminkan penghargaan umum yang diberikan sesuai dengan
peranannya didalam masyarakat. Status sosial yang dimiliki seseorang dapat menentukan kelas sosialnya.
Philip Kotler (1991:233) mendefinisikan kelas sosial sebagai berikut:
“Kelas sosial adalah
sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyrakat,
yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para anggota dalam setiap jenjang
itu memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama”.
Philip kotler (1991:233) juga
menjelaskan bahwa kelas sosial mempunyai beberapa ciri, diantaranya :
1. Orang yang berada dalam setiap kelas
sosial cenderung lebih berperilaku serupa daripada orang yang berasal dari dua
kelas sosial yang berbeda.
2. Seseorang dipandang mempunyai pekerjaan
rendah atau tinggi sesuai dengan dengan kelas sosialnya
3. Kelas sosial seseorang dinyatakan dengan
beberapa variabel seperti jabatan, pendapatan, kekayaan, pendidikan dan
orientasi terhadap nilai, dari pada hanya berdasarkan sebuah variabel.
4. Seseorang mampu berpindah dari satu kelas
sosial lainnya dalam masa hidupnya sampai dimana perubahan itu tergantung pada
ketat longgarnya lapisan sosial dalam suatu masyarakat.
Sedangkan menurut AA. Anwar
Prabu Mangkunegara (2002:43) mendefinisiskan kelas sosial sebagai berikut ;
1. Kelas sosial golongan atas, memiliki
kecenderungan membeli barang-barang yang mahal, membeli pada toko yang
berkualitas dan lengkap (toko serba ada, super market) konservatif dalam
mengkonsumsi, barang-barang yang dimiliki cenderung untuk menjadi warisan
keluarga
2. Kelas sosial kelas menengah, cenderung
membeli barang untuk menampakkan kekayaannya, membeli barang-barang dengan
jumlah yang banyak dan kualitasnya cukup
memadai. Mereka berkeinginan membeli barang-barang yang mahal dengan sistem
kredit, misalnya membeli kendaraan, rumah mewah, atau perabot rumah tangga
3. Kelas sosial golonga bawah, cenderung
membeli barang dengan harga yang mudah dijangkau, mementingkan kualitas, pada
umumnya mereka membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari, memanfaatkan
penjualan barang-barang yang diobral atau penjualan dengan harga promosi
Berkaitan dengan status
sebagai anggota masyarakat maka faktor keluarga dan kelompok anutan (kelompok
orang yang mempengaruhi sikap, perilaku konsumen dalam menentukan produk dan
merk) juga dapat mempengaruhi dalam dalam pengambilan keputusan membeli seorang
konsumen.
Profil pasar konsumen
berdasarkan aspek psikografik yang ada pada calon konsumen antara lain dapat
dilihat dari gaya hidup. Philip Kotler (1993:234) mendefisikan gaya hidup
sebagai :
“Gaya hidup
adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan
dalam kegiatan, minat, dan pendapat (opini) yang bersangkutan”.
Adapun menurut penjelasan
William J.Stanton (1994:120) mengenai pendapatan adalah :
“Pendapatan konsumen, terutama
perorangan bersih (disposible income) dan pendapatan untuk kebutuhan pokok (discretionary
income) merupakan tolok ukur dari daya beli dan potensi pasar, serta
distribusi pendapatan juga mempengaruhi aneka produk”.
Kedua faktor yang mempengaruhi
pembelian konsumen tersebut akan mempengaruhi motivasi seseorang untuk memenuhi
kepuasan dalam melakukan pembelian barang-barang konsumsi.
Seseorang yang memutuskan
menggunakan produk Tianshi tentunya didasari oleh motif dan motivasi tertentu.
Demikian dikemukankan oleh Philip Kotler dan Gary Armstrong (1997:154) sebagai
berikut :
“Motif adalah sesuatu
kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan atau mendorong seseorang untuk
bertindak”
Berdasarkan pengertian diatas,
menunjukkan bahwa motif merupakan suatu dorongan yang ada pada setiap individu
untuk memenuhi kebutuhan sehinggga tercapai rasa puas. Adapun menurut Basu
Swasta dan T. Hani Handoko (1987:77) motif seseorang untuk memenuhi kepuasan
dalam membeli barang terbagi dua, yaitu :
a)
Motif beli Primer dan Selektif
1. Motif beli pembelian primer adalah motif
yang menimbulkan perilaku pembelian terhadap kategori umum pada suatu produk
2. Motif pembelian selektif adalah motif yang
mempengaruhi kepuasan tentang model dan merk kelas produk atau macam penjual
yang dipilih untuk suatu pembelian
b)
Motif Rasional dan Emosional
- Motif rasional, yaitu motif yang
didasarkan pada kenyataan-kenyataan seperti yang ditunjukkan oleh suatu
produk kepada konsumen. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dapat berupa faktor ekonomis terutama
seperti harga
- Motif
emosional, yaitu motif pembelian yang berkaitan dengan perasaan emosi
individu seperti kebanggaan, gengsi dan kepraktisan
Dengan
tercapainya kepuasan konsumen dalam memanfaatkan produk yang dijual oleh tenaga
penjual/distributor, diharapkan pembelian ulang akan sering terjadi. Untuk itu
tenaga penjual/distributor perlu mengupayakan pelayanan yang baik kepada
konsumen/prospek sehinggga tercipta suatu rangsangan yang dapat menarik
konsumen/prospek dalam melakukan pembelian ulang.
Landasan yang paling mendasar
dari konsep pemasaran adalah penyelarasan keahlian dan sumber daya manusia
organisasi perusahaan dengan kebutuhan konsumen. Manajemen pemasaran pada
dasarnya mengandalkan pemahaman atas bagaimana para konsumen membuat
keputusan-keputusan dan kemungkinan mereka bereaksi terhadap rangsangan
pemasaran yang berbeda-beda. Dalam kaitan ini, perilaku konsumen tidak hanya
menunjukkan aktivitas fisik pada saat pembelian tetapi juga berhubungan dengan
aktifitas sebelum dan sesudah pembelian.
Wilkie
(1994:14) mendefinisikan perilaku konsumen (consumer behavoiur) sebagai :
“Mental, emotional, and physical activities that
people engage in when selecting, purchasing, using, and disposing, of product,
and service, so as to statisfy needs, and desires”
Selanjutnya dikatakan pula bahwa tujuh kunci untuk
mengenali perilaku konsumen, yaitu :
1.
Perilaku konsumen adalah suatu
motivasi
2.
Perilaku konsumen meliputi
beberapa aktivitas
3.
Perilaku konsumen adalah suatu
proses
4.
Perilaku konsumen bervariasi sesuai waktu dan
kompleksitasnya
5. Perilaku konsumen berhubungan dengan
berbagai peran
6. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh
faktor-faktor internal
7. Perilaku konsumen berbeda-beda untuk orang
yang berbeda
Peter dan Oslon (1996:6)
mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan
perilaku konsumen menurut American Marketing Assosiation
(AMA) adalah :
“Suatu
interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar
kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.”
Dalam hal ini ada tiga aspek
yang penting dalam perilaku konsumen, yaitu bahwa Perilaku konsumen adalah
dinamis. Hal tersebut melibatkan interaksi antara pengaruh kognisi, perilaku,
dan kejadian serta hal tersebut melibatkan pertukaran.
H. Djaslim Salidin dan Yevis
Marty Oesman (2002:2) menyebutkan:
“Bahwa
perilaku konsumen (customer behavior) berbeda dengan perilaku pembeli (buyer/customer
behavior).”
Perilaku konsumen merupakan aktivitas langsung
terlibat dalam memperoleh dan menggunakan barang-barang ataupun jasa, termasuk
didalamnya proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan
tindakan-tindakan tersebut. Perilaku konsumen merupakan aktivitas manusia,
meliputi kegiatan mencari, kegiatan membeli, kegiatan menggunakan, kegiatan
mengevaluasi, dan kegiatan menilai tingkat kepuasan, sehingga pada akhirnya
menjurus kepada citra. Sedangkan
perilaku pembeli atau perilaku pelanggan adalah hanya berkisar pada
proses pembelian atau pertukaran saja. Selanjutnnya dikemukakan juga bahwa
menurut psikologi perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang yang berwujud
tindakan-tindakan dalam rangka bereaksi terhadap rangsangan (stimulus)
baik berasal dari luar/lingkungan ataupun dari dalam dirinya sendiri, dimana
antara rangsangan serta tindakan merupakan hubungan sebab akibat.
Proses Membeli Konsumen
Ada
lima tahap dalam proses keputusan membeli konsumen, yang dikemukan oleh Philip
Kotler (1997:171) yaitu :
1.
Pengenalan
kebutuhan
Proses pembelian dimulai
dengan adanya masalah atau kebutuhan yang
dirasakan konsumen. Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan
yang diinginkan dengan situasi ini guna membangkitkan dan mengaktifkan proses
keputusan. Kebutuhan dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.
Oleh karena itu maka seorang pemasar harus mampu mengidentikasi rangsangan yang
paling sering membangkitkan minat akan suatu jenis produk, dan kemudian
mengembangkan strategi pemasaran yang dapat memicu minat konsumen
2.
Pencarian informasi
Konsumen yang tergugah akan
mengurangi pencarian informasi. Pencarian informasi dappat dibagi dalam dua
tingkat yaitu pencarian informasi yang lebih ringan (perhatian terhadap produk
telah menguat) dan pencarian informasi yang aktif. Sumber informasi konsumen
digolongkan kedalam empat kelompok, yaitu sumber pribadi, sumber komersial,
sumber publik, dan sumber pengalaman. Secara umum konsumen memperoleh informasi
dari sumber komersial, namun informasi yang paling efektif adalah informasi
yang berasal dari sumber pribadi.
3.
Evaluasi alternatif
Setelah informasi diperoleh, konsumen mengevaluasi
berbagai alternatif pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk menilai
alternatif pilihan konsumen, terdapat lima konsep dasar yang dapat digunakan
untulk membantu pemahaman proses evaluasinya yaitu sifat-sifat produk, nilai
kepentingan, kepercayaan terhadap merk, fungsi kegunaan, dan tingkat kesukaan (preferensi).
4.
Keputusan pembelian
Konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai
alternatif, biasanya membeli produk yang paling disukai, yang membentuk suatu
kepuasan untuk membeli. Ada
tiga faktor yang menyebabkan keputusan untuk membeli, yaitu pengaruh sikap
orang lain, pengaruh faktor-faktor situasi yang tak terduga, dan faktor-faktor
yang dapat diduga.
5.
Perilaku pasca pembelian
Setelah membeli produk,
konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Yang
menentukan apakah pembeli puas atau tidak, adalah seberapa dekat harapan
pembeli atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk
tersebut. Konsumen membentuk harapan berdasarkan pesan yang diterima dari
penjual, teman atau sumber-sumber informasi lainnya. Semakain besar kesenjangan
antara harapan dan kinerja, maka semakin besar ketidak puasan konsumen.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Proses Keputusan Membeli Konsumen
Engel dan Blackwel (1982:117) mengemukakan
bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi konsumen yaitu :
1. Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya,
kelas sosial, dan situasi. Sebagai dasar untuk mengetahui perilaku konsumen
adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu
dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka, dimana perilaku proses keputusan
mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
2. Perbedaan pengaruh individu, terdiri dari
sumber daya konsumen, motivasi, keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian,
gaya hidup dan demografi.
Perbedaan individu merupakan
faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan dan mempengaruhi
perilaku. Keenam faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen
dalam proses keputusannya.
3.
Proses psikologis, terdiri dari
pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku.
Ketiga faktor tersebut
menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut
mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses keputusan membeli.
Philip
Kotler (1997:153) menyatakan bahawa ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen, yaitu :
1)
Faktor kebudayaan, terdiri dari budaya, sub budaya dan kelas sosial.
Budaya adalah penentu keinginan dan perilaku yang paling
mendasar, sub budaya yang merupakan bagian dari budaya, memberikan lebih banyak
ciri-ciri sosialisasi bagi anggota-anggotanya, sedangkan kelas sosial adalah
suatu stratifikasi terbentuk yang anggotanya yang mempunyai kedudukan sosial
yang sama
2)
Faktor sosial, terdiri dari kelompok acuan, keluarga, peran dan status.
Kelompok acuan adalah semua kelompok yang memiliki
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang,
dan keluarga merupakan suatu kelompok acuan primer yang paling berpengaruh
terhadap perilaku pembelian seseorang. Peran diartikan sebagai suatu posisi seseorang dalam tiap-tiap kelompok,
dan setiap peran memiliki status.
3) Faktor pribadi, terdiri dari usia dan tahap siklus hidup,
pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konses hidup.
Setiap orang akan membeli
produk yang berbeda sepanjang hidupnya, demikian pula orang yang memiliki
pekerjaan yang berbeda-beda, perilaku pembeliannya pun akan cenderung berbeda
dan dipengaruhi oleh lingkungan kerjanya. Selanjutnya keadaan ekonomi seseorang
akan sangat mempengaruhi terhadap daya belinya dan pada akhirnya berpengaruh
pula terhadap perilaku pembeliannya. Sedangkan gaya hidup adalah pola hidup
seseorang didunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya, atau
dengan kata lain gaya hidup menggambarkan totalitas dari seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Kepribadian adalah suatu karakteristik
psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif
konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian
akan sangat mencerminkan konsep diri (citra pribadi) seseorang.
4) Faktor psikologis, terdiri dari motivasi,
persepsi belajar, serta kepercayaan diri dan sikap.
Motivasi adalah suatu
kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak, sedangkan bagaimana
seseorang termotivasi untuk bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya
terhadap situasi tertentu. Pembelajaran adalah perubahan dalam perilaku
seseorang yang timbul dari pengalaman, dan melalui bertindak dan pembelajaran,
orang akan mendapatkan keyakinan sikap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar