Rabu, 30 Agustus 2023

ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT PENGGUNA BUS TRANS KOETARADJA KORIDOR I RUTE PUSAT KOTA - DARUSSALAM

 ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT PENGGUNA BUS TRANS KOETARADJA KORIDOR I RUTE PUSAT KOTA - DARUSSALAM
oleh : Nazaruddin

Pendahuluan

Transportasi sangat penting untuk menunjang perkembangan suatu kota. Sebagai Ibukota Provinsi Aceh, Banda Aceh menjadi pusat pemerintahan pusat pemerintahan dan kota jasa. Pertumbuhan volume kendaraan yang tidak seimbang dengan fasilitas jalan yang tersedia mengakibatkan kemacetan dan masalah lalu lintas lainnya, sedangkan lahan yang tersedia untuk menambah fasilitas tersebut saat ini juga sangat terbatas. Bus Transportasi Trans Koetardja merupakan moda transportasi yang menghubungkan  antara Banda Aceh dan sebagian wilayah Aceh Besar yang mulai beroperasi pada tahun 2016. Angkutan Trans Koetaradja diharapkan menjadi solusi permasalahan transportasi di Kota Banda Aceh, bukan hanya menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan di Banda Aceh tetapi juga sebagai transportasi dengan biaya yang relatif terjangkau oleh masyarakat untuk menjelajahi berbagai tempat wisata yang berada dikawasan Banda Aceh dan Aceh Besar.

Diharapkan dengan adanya moda transportasi massal Trans Koetaradja ini  di dapat solusi untuk mengurangi kepadatan dan kemacetan lalu lintas di jalan raya, sehingga mempermudah mobilisasi masyarakat dalam melakukan berbagai aktivitas yang juga dapat mengurangi polusi udara akibat pembuang dari kenderaan bermotor. Koridor I Rute Pusat Kota – Darussalam merupakan salah satu koridor utama dalam pengoperasian Trans Koetardaja yang saat ini dilayani oleh 10 unit bus Trans Koetardja yang berangkat dari Halte Keudah  (H1) menuju Halte Mesjid Jami’ Darussalam (H13). Koridor I Pusat Kota - Darussalam merupakan koridor yang memiliki intensitas pengguna yang tinggi, dimana sebagian besar kegiatannya di jalur tersebut merupakan kawasan yang mempunyai karakteristik, sebagai pusat pemerintahan, perdagangan/jasa dan pendidikan. 

Untuk dapat menarik minat masyarakat dalam menggunakan moda transpotasi Trans Koetaradja, maka pihak pengelola harus dapat menyediakan dan memberikan fasilitas yang memadai serta memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat pengguna moda transportasi massal.

Pelayanan yang baik merupakan faktor utama yang dapat memiliki pengaruh bagi keberhasilan Trans Koetaradja untuk menciptakan kepuasan masyarakat pelanggan. Pelayanan yang dirasakan oleh masyarakat pengguna dapat mendorong untuk kembali menggunakan moda trasnportasi Trans Koetaradja sehingga dapat memberikan pengaruh dengan semakin meninggkatnya pengguna Trans Koetardja. Dengan hal ini, bisa menumbuhkan loyalitas masyarakat pengguna bus Trans Koetaradja.

 

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Transportasi

Transportasi dapat diartikan sebagai usaha untuk memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di mana ditempat lain objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu (Miro, 2004). Adapun tujuan dari diselenggaraknnya sistem transportasi yaitu agar proses transportasi penumpang dan barang dapat dicapai secara optimum dalam ruang dan waktu tertentu, dengan mempertimbangkan faktor keamanan, kenyaman dan kelancaran serta efisiensi atas waktu dan biaya.

Angkutan Massal/Umum

Angkutan umum sebagai salah satu elemen dari sistem transportasi perkotaan memegang peranan yang sangat penting. Angkutan adalah sarana untuk memindahkan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok orang menjangkau berbagai tempat yang dikehendaki, atau mengirimkan barang dari tempat asalnya ketempat tujuannya. Prosesnya dapat dilakukan menggunakan sarana angkutan berupa kendaraan atau tanpa kendaraan (diangkut oleh orang). Angkutan Umum adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan umum penumpang adalah angkutan kota (Bus, Mini Bus, dsb), kereta api, angkutan air dan angkutan udara (Warpani, 1990).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1993 tentang Angkutan Jalan dijelaskan angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Sedangkan kendaraan

umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Pengangkutan orang  dengan kendaraan umum dilakukan dengan menggunakan mobil bus atau mobil penumpang dilayani dengan trayek tetap atau teratur dan tidak dalam trayek tujuan utama keberadaan angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan yang aman, cepat, murah dan nyaman selain itu, keberadaan angkutan umum penumpang juga membuka lapangan kerja. Ditinjau dengan kacamata perlalu-lintasan, keberadaan angkutan umum penumpang mengandung arti pengurangan volume lalu lintas kendaraan pribadi, hal ini dimungkinkan karena angkutan umum penumpang bersifat angkutan massal sehingga biaya angkut dapat dibebankan kepada lebih banyak orang atau penumpang. Banyaknya penumpang menyebabkan biaya penumpang dapat ditekan serendah mungkin (Warpani, 1990).

Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 35 tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum, ada beberapa kriteria yang berkenaan dengan angkutan umum. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran baik langsung maupun tidak langsung. Trayek adalah lintasan kendaraan untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal.

Menurut Warpani (1990), ada 2 (dua) Komponen yang terdapat pada Angkutan Umum yaitu sebagai berikut:

1.        Pelayanan angkutan umum penumpang

Pelayanan angkutan umum penumpang dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok berdasarkan tiga karakteristik yaitu:

1).    Berdasarkan jenis rute dan perjalanan yang dilayani, meliputi :

a)      Angkutan umum jarak pendek

b)      Angkutan umum kota

c)      Angkutan umum regional

2).    Berdasarkan jadwal perhentian, meliputi :

a)      Pelayanan lokal

b)      Pelayanan dipercepat

c)      Pelayanan cepat

3).    Berdasarkan waktu operasi, meliputi :

a)      Pelayanan sepanjang hari

b)      Pelayanan jam sibuk atau angkutan umum untuk perjalanan commuter

c)      Pelayanan tidak tentu, beroperasi pada peristwa-peristiwa tertentu

2.        Komponen fisik angkutan umum penumpang

Menurut udang-undang lalu lintas dan angkutan umum, (2006) secara umum komponen fisik angkutan umum diklasifikasikan sebagai berikut :

1).    Kendraan

2).    Jalan

3).    Lokasi dan fasilitas Perhentian

4).    Depo

5).    Sistem Kontrol

6).    Sistem Kontrol rute angkutan umum

Pelayanan Trayek Angkutan Umum

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK.687/AJ.206/DRJD/2002 dalam perencanaan jaringan trayek angkutan umum harus diperhatikan faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan adalah sebagai berikut :

1.      Pola tata guna tanah

Pelayanan angkutan umum diusahakan mampu menyediakan aksebilitas yang baik. Untuk memenuhi hal itu, lintasan trayek angkutan umum diusahakan melewati tata guna tanah dengan potensi permintaan yang tinggi. Demikian juga lokasi-lokasi yang potensial menjadi tujuan bepergian diusahakan menjadi prioritas pelayanan.

2.      Pola pergerakan penumpang angkutan umum

Rute angkutan umum yang baik adalah arah yang mengikuti pola pergerakan penumpang angkutan sehingga tercipta pergerakan yang lebih effesien trayek angkutan umum harus dirancang sesuai dengan pola pergerakan penduduk yang terjadi, sehingga transfer moda yang terjadi pada saat penumpang mengadakan perjalanan dengan angkutan umum dapat diminimumkan.

3.      Kepadatan penduduk

Salah satu faktor yang menjadi prioritas angkutan umum adalah wilayah kepadatan penduduk yang tinggi, yang pada umumnya merupakan wilayah yang mempunyai potensi permintaan yang tinggi. Trayek angkutan umum yang ada diusahakan sedekat mungkin menjangkau wilayah itu.

  1. Daerah pelayanan

Pelayanan angkutan umum, selain memperhatikan wilayah-wilayah potensial pelayanan, juga menjangkau semua wilayah perkotaan yang ada hal ini sesuai dengan konsep pemerataan pelayanan terhadap penyediaan fasilitas angkutan umum.

  1. Karakteristik jaringan.

Kondisi jaringan jalan akan menetukan pola pelayanan trayek angkutan umum. Karakteristik jaringan jalan meliputi konfigurasi, klasifikasi, fungsi, lebar jalan, dan tipe operasi jalur. Operasi angkutan umum sangat dipengaruhi oleh karakteristik jaringan jalan yang ada.

 

Kriteria Rute Angkutan Massal

Rute angkutan umum pada dasarnya menganut dua filisofi dasar (LPKM- ITB, 1997), yaitu pendekatan efisiensi dan efektivitas. Ditinjau dari pendekatan efektivitas, maka filisofi dasar perencanaan rute dapat dinyatakan sebagai berikut :

Rute yang baik adalah rute yang mampu menyediakan pelayanan semaksimal mungkin pada daerah pelayanannya kepada penumpang dengan menggunakan sumber daya yang ada.

Dari kedua pendekatan diatas, terlihat bahwa pendekatan pertama lebih ideal tetapi tidak realistik, sedangkan pendekatan kedua meskipun tidak ideal tapi realistik.

 

Permintaan Angkutan Umum Dalam Kota

Warpani (1990) mengatakan bahwa seseorang memerlukan angkutan umum penumpang untuk mencapai tempat kerja, untuk berbelanja, berwisata, maupun untuk memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi lainnya. Permintaan angkutan umum penumpang pada umumnya dipengaruhi oleh karakteristik kependudukan dan tata guna lahan pada wilayah tersebut (Levinson, 1976).

Permintaan yang tinggi terjadi pada wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan wilayah dengan kepemilikan pribadi yang rendah. Pada daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, besarnya permintaan angkutan umum penumpang sangat dipengaruhi oleh besarnya pendapatan dan adanya kepemilikan kendaraan pribadi.

Kepadatan penduduk di dalam suatu kota mempengaruhi permintaan angkutan umum penumpang. Menurut Bruton (dalam Warpani,1990), kawasan berkepadatan tinggi secara ekonomis dapat dilayani oleh angkutan umum penumpang. Terdapat kondisi yang sulit untuk menyelenggarakan pelayanan angkutan umum penumpang yang cukup dan ekonomis pada kawasan denga kepadatan penduduk rendah. Disamping itu kawasan dengan kepadatan penduduk rendah yang cenderung ditempati oleh kelompok masyarakat berpenghasilan menengah dan tinggi, pada umumnya tingkat kepemilikan kendaraan pribadi dari kelompok tersebut relatif tinggi.

 

Trans Koetaradja

Trans Koetaradja merupakan anggkuta massal yang diluncurkan untuk mengatasi permasalahan transportasi perkotaan, seperti: kepadatan, kesemrawutan parkir, kecelakaan lalu-lintas, populasi dan lain-lain yang menunjang Banda Aceh Sebagai Kota Madani. Menurut Peraturan Gubernur Aceh Nomor : 47 Tahun 2016 menyatakan bahwa Trans Koetaradja adalah angkutan umum  yang berkapasitas angkut dan bersifat massal yang dioperasikan di Aceh menghubungkan antar simpul transportasi di Provinsi Aceh dan pengoperasiannya telah diatur sesuai dengan koridor yang ditetapakan. Adapun koridor yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  1. Koridor I          : Pusat Kota – Darussalam
  2. Koridor II        : Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda-Pusat Kota-

  Pelabuhan Ulee Lheue-Pusat Kota-Mata Ie

  1. Koridor III       : Pusat Kota – Mata Ie
  2. Koridor IV       : Pusat Kota – Ajun-Lhoknga
  3. Koridor V        : Ulee Lheue-Terminal Tipe A
  4. Koridor VI       : Terminal Tipe A-Syiah Kuala

 

Persepsi Masyarakat

Menurut Robbins dalam Merfazi (2019) Persepsi masyarakat yaitu suatu proses di mana sekelompok manusia yang hidup dan tinggal bersama dalam wilayah tertentu dan memberikan pemahaman terkait peristiwa yang terjadi di lingkungannya.

Sedangkan Walgito (2000) menjelaskan persepsi itu merupakan aktivitas yang integrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acuan dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu masyarakat akan ikut berperan dalam persepsi tersebut. Jadi, persepsi yang dimaksud adalah persepsi atau pandangan masyarakat terhadap moda Transportasi Trans Koetaradja yang telah beroperasi sejak tahun 2016 di dalam kota Aceh dan sabagian Kabupaten Aceh Besar.

Dalam melakukan perjalanan,orang biasanya dihadapkan pada pilihan jenis angkutan mobil, angkutan umum, pesawat terbang, atau kereta api. Dalam menentukan pilihan jenis angkutan, orang mempertimbangkan berbagai faktor, yaitu maksud perjalanan, jarak tempuh, biaya, dan tingkat kenyamanan. Meskipun dapat diketahui faktor yang menyebabkan seseorang memilih jenis moda yang digunakan, pada kenyataannya sangatlah sulit merumuskan mekanisme pemilihan moda ini.

Dalam Tamin (2000) menerangkan bahwa pemilihan moda juga dapat digunakan untuk pemilihan rute. Untuk angkutan umum, rute ditentukan berdasarkan moda transportasi (bus dan kereta api mempunyai rute yang tetap).. Untuk kendaraan pribadi, diasumsikan bahwa orang akan memilih moda transportasinya dulu, baru rutenya. Seperti pemilihan moda, pemilihan rute tergantung pada alternatif terpendek, tercepat, dan termurah, dan juga diasumsikan bahwa pemakai jalan mempunyai informasi yang cukup (misalnya tentang kemacetan jalan) sehingga mereka dapat menentukan rute yang terbaik.

 

Kualitas Pelayanan

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono, 2001). Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono, 2007). Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan / inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas.Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk.

Menurut Kotler (2002) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri. Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering. Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna, orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan tetapi dari beberapa definisi yang dapat kita jumpai memiliki beberapa kesamaan walaupun hanya cara penyampaiannya saja biasanya terdapat pada elemen sebagai berikut:

  1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihkan harapan pelanggan.
  2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
  3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.

Dari definisi-definisi tentang kualitas pelayanan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Hubungan antara produsen dan konsumen menjangkau jauh melebihi dari waktu pembelian ke pelayanan purna jual, kekal abadi melampaui masa kepemilikan produk. Perusahaan menganggap konsumen sebagai raja yang harus dilayani dengan baik, mengingat dari konsumen tersebut akan memberikan keuntungan kepada perusahaan agar dapat terus hidup.

 

Populasi dan Sampel (Sampling)

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat pengguna Trans Koetaradja yang jumlahnya tidak diketahui dan dapat dikatakan dalam kategori tidak terhingga. Populasi tidak terhingga adalah populasi yang yang tidak dapat ditentukan batas-batasnya secara kuantitatif  (Sugiyono,1998).

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non probability yakni teknik sampling aksidentisial, yakni teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan/isidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah orang yang sehari-hari melakukan aktivitas disepanjang jalan yang dilalui oleh Trans Kutaradja Koridor I Pusat Kota –Darussalam yang tidak diketahui jumlah pastinya, maka perhitungan sampel menggunakan rumus Slovin yaitu :

                                   .................................(2.1)

Keterangan :

N :

Jumlah sampel

N :

Ukuran populasi

E :

Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalah pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan = 10%

 

Skala Likert

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket dengan menggunakan skala likert. Pembuatan alat ukur ini menggunakan skala 5 yakni skala likert yang dimodifikasikan menjadi lima alternatif jawaban yaitu Sangat Puas (SP), Puas (P), Cukup Puas (CP), Kurang Puas (KP) dan Tidak Puas (TP) dengan tidak memberikan pilihan jawaban R (Ragu-Ragu) kerena kecenderungan orang akan lebih memilih alternatif jawaban tersebut (alur tengah) untuk menghindari memilih jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.

Menurut Jaali (2008) Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Untuk mendapatkan jawaban harus dibuat instrumen (kuesioner) yang dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan suatu kata-kata atau indikator tertentu.

Sedangkan menurut Sugiono (2012) menjelaskan bahwa skala Likert merupakan metode pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena social. Dari dua pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa Skala Likert merupakan suatu model atau metode dalam melakukan perhitungan kuesioner yang dibagikan kepada resopnden untuk mengetahui skala sikap/persepsi dari suatu objek tertentu.

Menurut Sugiono (2012) hal yang pertama harus dilakukan adalah menentukan skor dari tiap jawaban yang akan diberikan. Seluruh data jawaban responden dalam penelitian ini akan dilakukan pengukuran menggunakan skala Likert dengan rincian skornya dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Jawaban Pertanyaan dalam Skala Likert’s

 

No.

Jawaban Responden

Skor

Jawaban

1

Sangat Puas

5

2

Puas

4

3

Cukup puas

3

4

Kurang Puas

2

5

Tidak Puas

1

 

Setelah ditentukan skor di atas, maka akan dihitung skor ideal (kriterium) dari seluruh item dengan menggunakan rumus berikut:

                                                ………..…. (2.2)                                                                                       

 

Skor Skala tertinggi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 dan jumlah responden 100 orang, perhitungan  skor kriterium dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Skor Interprestasi

No.

Persentase %

Skala

1

81 – 100%

SP

2

61 – 80 %

P

3

41 – 60 %

CP

4

21 – 40 %

KP

5

0 – 20 %

TP

Selanjutnya semua jawaban responden akan dijumlahkan dan dimasukkan kedalam rating scale dan akan ditentukan daerah  jawabannya. Rating scale Kuesioner tersebut kemudian dijumlahkan berdasarkan masing-masing kriteria. Nilai persepsi sebagai berikut :

SP

=

4 – 5

P

=

3 – 4

CP

=

2 – 3

KP

=

1 – 2

TP

=

0 – 1

 

Setelah didapatkan nilai intervalnya, Lalu  akan dihitung persentasenya dengan rumus :

 


                                     . .............................(2.3)

Keterangan :

P    :

Prosentase

F    :

Frekuensi dari setiap jawaban angket

N    :

Jumlah skor ideal

100 :

Bilangan tetap

 

 

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan dengan metode deskriptif. Survei lapangan diperlukan menjelaskan secara rinci proses dan tahapan-tahapan pengumpulan data, pengolahan data, serta analisa data untuk hasil penelitian. Data yang diperlukan pada penelitian dikelompokkan dalam dua macam data yaitu data primer dan data sekunder. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah masyarakat yang menggunakan angkutan umum Trans Koetaradja pada Koridor I Rute Pusat Kota – Darussalam untuk mendapatkan data karakteristik responden. Penyebaran kuesioner dilaksanakan pada halte Trans Koeta Radja  di sepanjang koridor I  Pusat Kota – Darussalam.

Rancangan Penelitian Yang Digunakan

Kuesioner dirancang sebagai sarana pengumpulan data penelitian terhadap  persepsi msayarakat pengguna moda transportasi Trans Koetaradja. Kuesioner tersebut disusun berdasarkan teori-teori dan asumsi-asumsi yang relevan dengan penelitian. Kuesioner meliputi pertanyaan-pertanyaan mengenai karakteristik responden dan berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai persepsi masyarakat pengguna moda transportasi Trans Koetaradja korior I Pusat Kota – Darussalam.

Pertanyaan dibagikan kepada responden dan dapat diisi langsung oleh peneliti setelah membacakan pertanyaan kepada responden dengan dibimbing langsung oleh peneliti. Penelitian ini dimulai dengan studi pendahuluan dan perumusan masalah, yang dilanjutkan dengan studi literatur. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang ditujukan kepada masayarakat pengguna moda Transportasi Trans Koetardaja koridor I rute Pusata Kota - Darusssalam. Dalam hal ini berdasarkan data dari Dinas Perhungungan Aceh bahwa penumpang Trans Koetaradja Koridor I Pusat Kota – Darussalam pada tahun 2019 berjumlah 2.394.602 jiwa dengan rata- rata penumpang perhari 6.652 Jiwa. Grafik laporan bulanan Bus Trans Koetaradja tahun 2019 dapat diihat pada lampiran A.3.2 dan lampiran A.3.3 pada halaman 48 dan halaman 49. Untuk menetukan jumlah responden dalam penelitian ini menggunakan rumus slovins dengan batas toleransi 10% sehingga :

n = N / (1 + N. (e)²)

n = 6.652/ (1+14729.(0.1)²)

   = 98.51 dibulatkan menjadi 100 jiwa

Berdasarkan rumus penentuan jumlah responden  diatas maka dapat diketeahui jumlah responden sebanyak 100 responden.

Dalam Sumber Data

Tahapan ini dilakukan kegiatan pengumpulan data yang diperlukan dalam studi ini. Data yang dijadikan bahan acuan dalam pelaksanaan dan penyusunan tugas akhir ini. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pada Bus Trans Koetaradja yang berada di koridor I Pusat Kota – Darussalam.

1.      Data primer

Data primer ini diperoleh langsung dari hasil observasi lapangan  dan melalui kuesioner yang diberikan kepada responden, yaitu para pengguna jasa moda transportasi Bus Trans Koetaradja, data ini nantinya dikemas dalam bentuk kuesioner yang akan diisi oleh responden

2.      Data Sekunder

Adapun data sekunder yang diperoleh untuk menunjang penelitian ini adalah berupa Peta provinsi Aceh, Peta Kota Banda Aceh, Rute Bus Trans Koetaradja Koridor I, hasil penelitian-penelitian terdahulu, literatur terkait dan dari dinas-dinas terkait.

Proses Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data pada penelitian ini dilaksanakan di Bus Trans Koetaradja serta di Halte yang berada di sepanjan Koridor I Pusat Kota – Darussalam

Alat Yang Di Gunakan

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai material yang digunakan sebagai objek penelitian dan peralatan-peralatan yang digunakan dalam penelitian ini. eralatan yang digunakan dalam penelitian  ini adalah :

Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah :

  1. Kuesinoer, untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat dalam menggunakan Bus Trans Koetaradja Koridor I. Kuesioner penelitian dapat dilihat pada lampiran C.3.1 halaman 66 sampai dengan halaman 68.
  2. Kamera, untuk dokumentasi pada saat pengambilan data.
  3. Komputer, untuk pengolahan data.

 

Proses Pengolahan Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis jawaban responden dengan perhitungan statistik  dengan menggunakan alat bantu komputerisasi Microsoft Excel dan hasilnya ditampilkan dalam bentuk tabel, sedangkan analisis yang dilakukan terdiri dari analisis validitas dan analisis reabilitas.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karekteristik Responden

Karakteristik responden dalam  penelitian  ini  adalah  penumpang Trans Koetaradja Koridor I Pusat Kota – Darussalam yang  berjumlah  100  orang.  Hal  ini  dapat  dikelompokkan  atas  jenis  kelamin,  usia, dan  pekerjaan.  Pengelompokan  ini  dimaksukan untuk mengetahui jumlah dan persentase dari masing-masing  karakter  responden,  sehingga  para  responden  dapat lebih  dikenal  melalui  ciri-ciri  yang telah  disebutkan  di  atas.


DAFTAR PUSTAKA

1.      Anonim, 1993. Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1993 tentang Angkutan Jalan. Jakarta.

2.      Anonim, 2002, Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 35 tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum. Jakarta.

3.      Anonim, 2016, Pergub Aceh Nomor 47 Tahun 2016 Penyelenggaraan Bus Tran Koetaradja. Provinsi Aceh.

4.      Anonim, 2020, Pedoman Penulisan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil (Cetakan Kelima ). Fakultas Teknik Universitas Abulyatama Aceh

5.      Dani, Rahma (2018). Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Trans Kotaradja Menggunakan Metode Structural Equation Modelling (SEM) Pada Koridor III (Pusat Kota – Mata Ie), Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

6.      Hadi,Maysarah Rizqi T.,2018. Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Trans Koetardja Menggunakan Metode Structural Equation Modelling Pada Koridor IV (Pusat Kota – Ajun – Lhoknga), Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

7.      Merfazi M, Sugiarto, Reni Angraini, 2019. Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Trans Koetaradja PAda Koridor Pusat Kota – Mata Ie dan Pusat Kota Ajun-Lhoknga Menggunakan Indikator Variabel Laten, Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

8.      Miro, 2004, Perencanaan Transportasi Untuk Mahasiswa, Perencana dan Praktisi. Erlangga. jakarta

Tidak ada komentar: