Kamis, 19 Januari 2017

Kapasitas Ruas Jalan (Jalan Perkotaan)

JALAN PERKOTAAN
Sumber : Diktat Kuliah Rekayasa Lalu lintas I oleh, Ir. Surja Darma, MT

 Analisis kapasitas ruas jalan 
jenis jalan dapat dibedakan berdasarkan jumlah jalur (carriage way), jumlah lajur (lane) dan jumlah arah.
Suatu jalan dikatakan memiliki 1 jalur bila tidak bermedian (tak terbagi/ undivided/UD) dan jalan dikatakan memiliki 2 jalur bila bermedian tunggal (terbagi/divided/D).
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (Bina Marga, 1997) membagi jenis jalan perkotaan menjadi:
-          Jalan dua-lajur dua- arah (2/2 UD)
-            Jalan empat-lajur dua-arah tak terbagi (4/2 UD)
-          Jalan empat-lajur dua-arah terbagi (4/2 D)
-          Jalan enam-lajur dua-arah terbagi (6/2 D)
-          Jalan satu hingga tiga-lajur satu-arah (1-3/1)

Menurut MKJI 1997, hambatan samping disebabkan oleh 4 jenis kejadian yang masing-masing memiliki bobot pengaruh yang berbeda terhadap kapasitas yaitu:
-            Pejalan kaki ( bobot : 0,5)
-            Kendaraan parkir/berhenti ( bobot : 1,0)
-            Kendaraan keluar/masuk dari/ke sisi-sisi jalan ( bobot : 0,7)
-            Kendaraan bergerak lambat ( bobot : 0,4)

Frekuensi tiap kejadian hambatan samping di cacah dalam rentang 100 meter ke kiri dan kanan potongan melintang yang diamati kapasitasnya lalu dikalikan dengan bobotnya masing-masing. Frekuensi kejadian terbobot menentukan kelas hambatan samping:
-            < 100        ( kelas : amat rendah/VL, daerah pemukiman)
-            100-299    ( kelas : rendah/L, daerah pemukiman dengan beberapa kendaraan umum)
-            300-499    ( kelas : sedang/M, daerah industri dengan beberapa toko di sisi jalan)
-            500-899    ( kelas : tinggi/H, daerah komersial, aktivitas sisi jalan tinggi)
-            > 900        ( kelas : amat tinggi/VH, daerah komersial dengan aktivitas pasar)

Kapasitas

MKJI 1997 menetapkan kapasitas berdasarkan Rumus 4.1.

C = Co x FCw x FCSP x FCSF x FCCS………………………………….(4.1.)

 
 



Co        = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw       = Faktor penyesuai lebar jalan
FCSP    = Faktor penyesuai pemisah arah
FCSF                = Faktor penyesuai hambatan samping dan lebar bahu/jarak kereb penghalang.
FCCS    = Faktor penyesuai ukuran kota
Kapasitas dasar ditentukan berdasarkan jenis jalan. Nilai kapasitas dasar menurut MKJI 1997 adalah sebagai berikut:
-            Jalan empat-lajur terbagi atau jalan satu arah ( Co = 1650 smp/jam/lajur)
-            Jalan empat-lajur tak terbagi ( Co = 1500 smp/jam/lajur)
-            Jalan dua –lajur dua-arah ( Co = 2900 smp/jam/dua arah)

Menurut MKJI 1997 faktor penyesuai lebar jalan akan bernilai 1,00 untuk lebar lajur standar (3,5 m) atau lebar jalur standar (7 m) untuk jalan dua-lajur dua-arah.
Lebar lajur yang kurang dari 3,5 m akan berakibat pada berkurangnya kapasitas (FCW < 1), sedangkan lebar lajur yang lebih dari 3,5 m akan berakibat pada bertambahnya kapasitas (FCW > 1).
Besar-kecilnya pengurangan kapasitas tersebut selain tergantung pada selisihnya dengan lebar lajur standar, juga tergantung pada jenis jalan.
Sebagai contoh untuk jalan dua-lajur dua-arah terbagi, besarnya FCW adalah sebagai contoh:
Lebar Lajur (m)
5
6
7
8
9
10
11
FCW
0,56
0,87
1,00
1,14
1,25
1,29
1,34

Faktor penyesuai pemisahan arah hanya untuk jalan tak terbagi. Secara umum reduksi kapasitas akan meningkat bila pemisahan arah makin menjauh dari 50 % - 50 %.
Pada jalan empat-lajur reduksi kapasitas lebih kecil daripada jalan dua-arah untuk pemisahan arah yang sama.
Pemisahan Arah SP % - %
50-50
55-45
60-40
65-35
70-30
FCSP
Dua-Lajur
1,00
0,97
0,94
0,91
0,88
Empat-Lajur
1,00
0,985
0,97
0,955
0,94

Faktor penyesuai hambatan samping ditentukan berdasarkan jenis jalan, kelas hambatan samping, lebar bahu (atau jarak kereb ke penghalang) efektif.
Sebagai contoh untuk jalan dua-lajur dua-arah dan lebar bahu efektif (WS) 1m, nilai FCSF adalah sebagai contoh berikut:

Kelas Hambatan Samping
VL
L
M
H
VH
FCSF
0,96
0,94
0,92
0,86
0,79

Faktor penyesuai ukuran kota (FCCS) ditentukan berdasarkan jumlah penduduk di kota tempat ruas jalan yang bersangkutan berada. MKJI 1997 menyarankan reduksi terhadap kapasitas dasar bagi kota berpenduduk kurang dari 1 juta jiwa dan kenaikan terhadap kapasitas dasar bagi kota berpenduduk lebih dari 3 juta jiwa.

            Ukuran Kota (Juta Penduduk)
FCCS
< 0,1
0,86
0,1 – 0,5
0,90
0,5 – 1,0
0,94
1,0 – 3,0
1,00
> 3,0
1,04

MKJI 1997 menggunakan beberapa ukuran kinerja sebagai berikut:
-            Derajat Kejenuhan (Q/C)
-            Kecepatan arus bebas (FV,)
-            Kecepatan Ruang Rata-Rata (V, pada literatur internasional biasa digunakan mS)
Nilai derajat kejenuhan menunjukkan apakah ruas jalan akan mempunyai masalah kapasitas atau tidak.
DS = Q/C …………………………………………………………..(4.2)

Kecepatan Arus Bebas

Kecepatan arus bebas didefinisikan sebagai kecepatan pada saat tingkatan arus nol, sesuai dengan kecepatan yang akan dipilih pengemudi seandainya mengendarai kendaraan bermotor tanpa halangan kendaraan bermotor lain dijalan (yaitu saat arus = 0).
Kecepatan arus bebas mobil menumpang biasanya 10-15 %  lebih tinggi dari jenis kendaraan lain. Persamaan untuk penentuan kecepatan arus bebas pada jalan perkotaan mempunyai bentuk berikut:
FV    =  ( FV0 + FVW) x FFVSF x FFVCS……………………………(4.3.)
FV    =  Kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi lapangan (km/jam)
FV0   =  Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan kereb ke penghalang diamati (km/jam)
FVW  =            Penyesuaian kecepatan akibat lebar jalur lalulintas (km/jam)
FFVSF=           Faktor penyesuai hambatan samping dan lebar bahu/jarak kereb ke penghalang
FFVCS= Faktor penyesuaian ukuran kota
Sebagai contoh Tabel 4.5. menyajikan nilai kecepatan arus bebas yang disarankan MKJI 1997 untuk kendaraan ringan.
Jenis Jalan
FV0  (km/jam)
Enam-lajur terbagi (6/2D) atau tiga-lajur satu-arah (3/1)
61
Empat-lajur terbagi (4/2D) atau dua-lajur satu-arah (2/1)
57
Empat-lajur tak terbagi (4/2 UD)
53
Dua-lajur tak terbagi (2/2 UD)
44
Penyesuaian kecepatan akibat lebar jalur lalulintas ditentukan berdasarkan jenis jalan dan lebar jalur lalulintas efektif (We). Pada jalan selain 2/2 UD pertambahan/ pengurangan kecepatan bersifat linier sejalan dengan selisihnya dengan lebar lajur standar (3,5 m). Hal yang berbeda terjadi pada jalan 2/2 UD terutama untuk We (2 arah) kurang dari 6 m sebagaimana tercantum pada Tabel 4.6.

We (m)
5
6
7
8
9
10
11
FVW (km/jam)
-9,5
-3,0
0,0
3,0
4,0
6,0
7,0

Faktor penyesuai hambatan samping ditentukan berdasarkan jenis jalan, kelas hambatan samping, lebar bahu (atau jarak kereb ke penghalang) efektif. Sebagai contoh untuk jalan dua-lajur dua-arah dan lebar bahu efektif (WS) 1m, nilai FCSF adalah sebagai berikut:

Kelas Hambatan Samping
VL
L
M
H
VH
FVSF
1,01
0,98
0,93
0,86
0,79
Faktor penyesuai ukuran kota (FVCS) ditentukan berdasarkan jumlah penduduk di kota tempat ruas jalan yang bersangkutan berada.
MKJI 1997 menyarankan reduksi terhadap kecepatan arus bebas dasar bagi kota berpenduduk kurang dari 1 juta jiwa dan kenaikan terhadap kecepatan arus bebas dasar bagi kota berpenduduk lebih dari 3 juta kiwa.

            Ukuran Kota (juta Penduduk)
FCCS
< 0,1
0,90
0,1 –  0,5
0,93
05 – 1,0
0,95
1,0 – 3,0
1,00
> 3,0
1,03

Kecepatan Rata-rata Ruang

Kecepatan rata-rata ruang adalah kecepatan rata-rata kendaraan untuk menempuh ruas yang sedang dianalisis.
Nilai kecepatan rata-rata ruang dipengaruhi oleh derajat kejenuhan dan kecepatan arus bebas.









Gambar 4.1. menunjukkan hubungan tersebut di atas untuk jalan dua-lajur dua-arah.
Text Box: Kecepatan Rata-rata LV (km/jam)
 


















































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































Contoh kasus            

Suatu jalan dua-jalur dua-arah dengan lebar jalur lalulintas efektif 6 m dan lebar bahu efektif masing-masing 1 m pada kedua sisi telah terbangun pada sebuah kota berpenduduk 900.000 jiwa.
Observasi lapangan menunjukkan bahwa kejadian hambatan samping adalah sebagai berikut:
-          250 pejalan kaki/jam/200 m
-          200 kendaraan parkir atau berhenti/jam/200 m
-          150 kendaraan masuk atau keluar dari atau ke sisi-sisi jalan/jam/200 m
-          200 kendaraan lambat/jam
Arus yang melintas pada ruas tersebut saat ini pada tiap arah
masing-masing 387 smp/jam dan 166 smp/jam
Pertanyaan:
Dengan menggunakan metode yang disarankan MKJI 1997;
Hitung kapasitas ruas jalan tersebut (smp/jam) !
Hitung ukuran-ukuran kinerja ruas tersebut !
Jawab :
Q = 387 + 166 = 553 smp/jam
 387/Q x 100 % = 387/553 * 100 % = 70 %
SP : 70 % - 30 %
Frekuensi terbobot kejadian hambatan samping ;
= 250 x 0,5 + 200x 1,0 + 150 x 0,7 + 200 x 0,4
= 510 (kelas hambatan samping : H)
C0        = 2900 smp /jam ( untuk 2/2 UD)
FCW     = 0,87 ( untuk W e = 6 m pada 2/2 UD, Tabel 4.1)
FCSP    = 0,88 ( untuk SP 70 % - 30 % pada 2/2 UD, Tabel 4.2)
FCSF    = 0,86 ( untuk WS = 1 m, kelas hambatan samping H pada 2/2 UD, Tabel 4.3)
FCCS                = 0,94 ( untuk jalan 2/2 UD pada kota berpenduduk 0,5-1 juta jiwa, Tabel 4.4)
C         = C0  x FCW x FCSP x FCSP x FCCS      ( Rumus 4.1)
            = 2900 x 0,87 x 0,88 x 0,86 x 0,94

            = 1795 smp/jam
DS       = Q/C (Rumus 4.22)
                     = 553/1795
            = 0,31
FV0               = 44 km/jam (untuk kendaraan ringan pada 2/2 UD, Tabel 4.5)
FV W             = -3 km/jam (untuk kendaraan ringan pada 2/2 UD, We = 6 m, Tabel 4.6)
FFVSF = 0,86 (untuk WS = 1 m, kelas hambatan samping H pada 2/2 UD, Tabel 4.7)
FFVCS  = 0,95 ( untuk jalan 2/2 UD pada kota berpenduduk 0,5-1 juta jiwa, Tabel 4.8)
FV       =  (FV0 + FVW) x FFVSF x FFVCS (rumus 4.3)
                     = ( 44 – 3 ) x 0,86 x 0,95
                 = 33,5 km/jam

VLV     = 26,4 km/jam ( untuk DS = 0,31 dan FV = 33,4 km/jam


Contoh 2.
Suatu jalan dua-jalur dua-arah dengan lebar jalur lalulintas efektif 6,0 m dan lebar bahu efektif masing-masing 1 m pada kedua sisi dengan kota berpenduduk 275.000 jiwa. Observasi lapangan menunjukkan bahwa kejadian hambatan samping adalah sebagai berikut:
-          250 pejalan kaki/jam/200 m
-          175 kendaraan parkir atau berhenti/jam/200 m
-          150 kendaraan masuk atau keluar dari atau ke sisi-sisi jalan/jam/200 m
-            75 kendaraan lambat/jam
Arus yang melintas pada ruas tersebut saat ini pada tiap arah masing-masing 410 smp/jam dan 290 smp/jam
Pertanyaan:
Dengan menggunakan metode yang disarankan MKJI 1997;
Hitung kapasitas ruas jalan tersebut (smp/jam) !
Hitung ukuran-ukuran kinerja ruas tersebut !









Tidak ada komentar: