TUGAS MATA KULIAH
LAPANGAN TERBANG
Disusun Oleh:
Andy Andriansyah / NPM.
2014310016
Muhammad Aziz / NPM. 2014310029
Dosen Pengampu :
Ir. Irawa Kusumah, AR, MT
PROGRAM STUDI SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISKANDARMUDA
BANDA ACEH 2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah
SWT yang telah memberikan tauhid dan hidayah – Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Lapangan Terbang tepat pada waktunya.
Shalawat dan
salam tercurahkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW, yang telah membawa umat
manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
saat sekarang ini.
Dalam penyelesaian Tugas
Lapangan Terbang ini, penulis telah banyak memperoleh petunjuk, bimbingan,
bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang amat tulus kepada Ir.Irawa Kusumah AR, MT, selaku dosen
pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan ilmu untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas Tugas Lapangan Terbang ini.
Tidak lupa juga kepada orang tua saya yang telah
memberikan semangat, moril dan finansial serta doa agar saya termotivasi untuk segera menyelesaikan
kuliah ini guna mendapatkan gelar sarjana. Terima kasih kepada teman – teman yang telah
banyak memotivasi dan memberikan saran sehingga mendewasakan saya dalam
menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa hasil penulisan laporan ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mohon maaf jika terdapat kekurangan atau
kekeliruan dalam laporan ini dan
sangat mengharapkan saran – saran dari berbagai pihak untuk kemajuan di masa
yang akan datang.
Akhirnya, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis
sendiri, pembaca dan mahasiswa/wi lainnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Banda Aceh, 12 Januari 2017
Penulis
Andy
Andriansyah
NPM.
2014310016
|
Muhamamad
Aziz
NPM.2014310029
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Permasalahan
Bandara
udara merupakan salah satu jaringan transportasi yang berhubungan dengan transportasi udara karena bandar udara
adalah ruang lintas untuk transportasi udara. Bandar udara juga menjadi salah satu prasarana
untuk meningkatkan perekonomian bagi suatu daerah atau negara.
Fungsinya sebagai penunjang wisata, perdagangan,
serta jaringan dalam transportasi membuat bandara sangat dibutuhkan untuk menghubungkan
pulau-pulau di Indonesia dengan waktu yang lebih
efisien. Misalnya di tempat di berbagai negara, sejumlah bandara kelas dunia berhasil
menjalankan peran sebagai pokok perekonomian dengan menerapkan Airpot City, di mana bandara merupakan pusat kegiatan terpadu dengan kawasan pendukung di sekitarnya.
Mengingat pula permintaan terhadap transportasi yang cepat saat ini adalah pilihan banyak orang, sehingga pembenahan terhadap bandara terus dilakukan. Seperti perbaikan kargo,
dan lalu lintas makin terus dikembangkan. Semua dibuat agar dapat menjadikan
bandara sebagai salah satu pintu gerbang ekonomi.
Pembangunan
transportasi yang berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial, budaya,
politik dan pertahanan keamanan diarahkan pada terwujudnya sistem transportasi
yang andal, berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara terpadu, tertib,
lancar, aman, nyaman dan efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan
dinamika pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa, mendukung
pola distribusi nasional, serta mendukung pengembangan wilayah dan peningkatan
hubungan Internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan wawasan nusantara.
Bandara
atau bandar udara yang juga populer disebut dengan istilah airport merupakan
sebuah fasilitas di mana pesawat terbang seperti pesawat udara dan helikopter dapat
lepas landas dan mendarat. Suatu bandar udara yang paling sederhana
minimal memiliki sebuah landasan pacu atau helipad
(untuk pendaratan helikopter), sedangkan untuk bandara-bandara besar biasanya
dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi
penggunanyaseperti bangunan terminal dan hanggar. Menurut Annex 14 dari ICAO (International
Civil Aviation Organization) : Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau
perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan
baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan
pergerakan pesawat.
Dewasa ini dengan semakin meningkatnya penggunaan transportasi udara, maka
sangat diperlukan adanya suatu perencanaan master plan lapangan terbang yang
bisa melayani dan mempermudah pengguna trasnportasi udara.dengan adanya master plan, maka perencanaan
lapangan terbang dapat lebih terarah sesuai dengan yang diharapkan. Lapangan
terbang juga merupakan salah satu sarana transportasi alternatif dalam melayani lalu lintas manusia / penumpang
juga melayani lalu lintas barang, Selain itu dengan
menggunakan transportasi udara waktu tempuh relatif lebih cepat dari
transportasi lainnya dan memiliki tingkat keamanan yang cukup tinggi. Dengan melihat tingkat
persaingan tarif yang sangat kompetitif dengan moda transportasi lainnya dan
tingkat pertumbuhan penerbangan domestik saat ini maka perlu dikaji tingkat
kesiapan Bandar Udara yang ada di Indonesia untuk mengantisipasinya
Sejalan
dengan itu untuk mewujudkan maksud tersebut di atas maka mutlak
diperlukan suatu perencanaan khususnya pada pelabuhan udara, penyediaan sarana
yang mendukung mobilitas barang dan penumpang khususnya sehingga pelayanan akan
penerbangan menjadi efisien dan efektif.
Dalam perencanaan pengenbangan bandara Maimun Saleh Sabang sudah
mempertimbangkan kebutuhan akan jasa anggkutan, pengembangan pariwisata,
pengembangan potensi ekonomi daerah dan nasional, keterpaduan intermoda dan
multimoda, kepentingan nasional, keterpaduan jaringan angkutan udara dan
pelestarian lingkungan hidup.
Gambar 1 : Peta Pulau Weh (Sabang)
Sumber : https://mamatematika.wordpress.com/2016/10/23/pulau-sabang-alias-pulau-weh-provinsi-nanggroe-aceh-darusalam/
1.2. Maksud, Tujuan Dan Sasaran
Adapun maksud dari perencanan lapangan
terbang ini adalah:
1.
Sebagai salah
satu sarana transportasi alternatif bagi masyarakat yang membutuhkan transportasi dengan kecepatan
tinggi dengan efisiensi waktu yang cepat.
2.
Sebagai salah
satu upaya daerah untuk membuka lapangan kerja dan meningkatkan PAD.
Tujuan dari perencanaan lapangan
terbang adalah agar tersedianya dokumen-dokumen perencanaan yang dapat
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan lapangan terbang.
Sasaran yang ingin dicapai dalam
perencanaan bandara udara ini agar dapat berperan
sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial, budaya, politik dan pertahanan
keamanan diarahkan pada terwujudnya sistem transportasi yang andal,
berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara terpadu, tertib, lancar, aman,
nyaman dan efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika
pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa, mendukung pola
distribusi nasional, serta mendukung pengembangan wilayah dan peningkatan
hubungan Internasional.
Dalam pengembangan bandara ini
direncanakan secara bertahap dalam masa 3 tahun. Adapun tahapan pengembangan
Bandara Maimun Saleh Sabang yang direncanakan meliputi Penambahan
dan renovasi panjang landasan
pacu (runway) menjadi 3.000 meter dan
lebar 45 meter, Renovasi Landasan
Penghubung (Taxyway), Penambahan daya
tampung landasan parkir (Apron), Renovasi
dan perluasan terminal penumpang, Perluasan halaman parkir bandara
1.3. Lingkup Kegiatan
Secara umum lingkup
kegiatan perencanaan ini meliputi dua bagian yaitu sisi udara (air side) dan sisi darat (land side).
1.3.1. Sisi Udara (Air
Side)
Sisi udara adalah bagian bandar udara yang
digunakan untuk menuver pesawat terbang di daratan. Daerah ini tertutup untuk
umum. Sisi udara terdiri dari beberapa fasilitas, antara lain :
1. Landasan - Pacu (Runway)
Bagian
bandar udara yang berbentuk empat persegi panjang dan digunakan untuk lepas landas (Take-Off) dan mendarat (Landing).
2.
Landasan - Hubung (Taxiway)
Bagian
bandar udara yang digunakan pesawat terbang untuk ’taxing’,menghubungkan satu bagian bandar udara dengan bagian yang
lain (umpamanya antara landasan pacu dan landasan parkir).
3.
Landasan – Parkir (Apron)
Bagian
bandar udara yang digunakan untuk parkir pesawat terbang. Ditempat ini dilakukan juga
untuk naik/turun penumpang, pengisian bahan bakar dan untukperawatan dan untuk
pelayanan terhadap pesawat terbang.
bagian
bandar udara daratan yang berbentuk empat persegi panjang dan digunakan untuk lepas
landas (take-off) dan mendarat (landing).
4.
Hanggar adalah tempat perawatan
dan pemeliharaan pesawat terbang sebelum dan sesudah melakukan penerbangan
Gambar 2 : Fasilitas Sisi Udara (Air Side)
Sumber :
bandara.net/bandara/fasilitas-bandara-air-side.html
1.3.2. Sisi Darat (Land
Side)
Sisi darat disediakan untuk penumpang sebelum
diperoses menjadi penumpang angkutan udara. Daerah ini sebagian besar untuk
umum tetapi ada beberapa bagian ruang (didalam bangunan terminal) yang tidak
untuk umum dan hanya penumpang yang boleh masuk. Bagian yang termasuk sisi
darat antara lain :
1.
Bangunan terminal (Terminal Building)
Di dalam bangunan terminal ini terjadi proses
perubahan dari penumpang angkutan darat menjadi penumpang angkutan udara dan
sebaliknya dari penumpang angkutan udara menjadi penumpang angkutan darat. Oleh
karena itu ada dua bagian yang penting, yaitu ;
a. Daerah keberangkatan (Depatures)
·
Publik hall
·
Check-in area
·
Ruang Keberangkatan (Depatures lauge)
b. Daerah kedatangan (Arrival)
·
Arrival launge
·
Baggage claim area
·
Public hall
2. Jalan masuk dan prasarana darat
·
Jalan masuk ke bandar udara
·
Curve (kerb)
·
Halaman parkir
3. Ruang VIP/VVIP (Very Important Person/ Very Very Important Person)
Ruang VIP untuk pejabat setingkat menteri dan VVIP
untuk kepala negara dan tamu negara.
5.
Kantor pengelola Bandar udara
·
Gedung Administrasi Perkantoran (Office
Administration Building)
·
Gedung Operasi (Operastion Buiding)
6.
Menara Pengawas Lalu Lintas Udara (Air
Traffic Control)
7.
Gedung SAR
8.
Gedung Stasiun Meteorologi
9.
Terminal Cargo
10.
Gedung pertolongan kecelakaan pesawat dan pemadam kebakaran (PK-PK)
11.
Depot pengisian pesawat udara (DPPU/Fuel
Farm)
12.
Gedung Genset
Gambar 3 : Fasilitas Sisi Darat (Land Side)
Sumber : http://www. hubud.dephub.go.id/index.php?id/bandara/detail/63
1.4. Metodologi Kegiatan
Metodologi kegiatan perencanaa lapangan terbang meliputi referensi,
pedoman, peraturan dan perundang-undangan serta beberapa ketentuan lainnya yang
diterbitkan oleh pemerintah pusat atau pihak terkait lainnya.
1.5. Data Yang Dibutuhkan
Data yang digunakan dalam perencanaan ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang
diperoleh dan dikumpullkan secara langsung dari sumber datanya terdiri dari:
1. Wawancara dengan responden
yang terkait dengan
perencanaan lapangan terbang yang meliputi dalam
hal ekonomi, sosial dan budaya serta keamanan.
2. Observasi, yaitu mengumpulkan data dengan
melakukan pengamatan terhadap objek yang
diteliti yang
meliputi orientasi lapangan, pemasangan
patok tetap, pengukuran koordinat, dan pengamatan azimut.
Data Sekundernya adalah data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan dan mempelajari
bahan-bahan bacaan dan informasi yang berupa berupa peraturan, perundang-undangan serta
beberapa ketentuan berhubungan
dengan perencanaan lapangan
terbang yang diperoleh dari instansi terkait, diantaranya :
1.
Dinas
Perhubungan Kota Sabang
2.
Dinas
Meteorologi dan Geofisika Kota Sabang
3.
Dinas
Pariwisata Kota Sabang
4.
Badan
Pusat Statistik Kota Sabang
5.
Bappeda
Provinsi Aceh
1.6. Hasil Kegiatan
Dengan adanya perencanaan
lapangan terbang ini, diharapakan akan adanya sebuah lapangan terbang yang
dapat mendukung transportasi udara baik penerbangan domestik maupun penerbagan
internsional yang bisa memberikan pelayanan dan kenyamana bagi para pengguna
transportasi udara.
Gambar 4 : Bandara Maimun Saleh Sabang
Sumber : http://www. hubud.dephub.go.id
BAB II
RENCANA
PENGEMBANGAN
2.1.
Rencana Pengembangan
Rencana pengembangan adalah suatu
pedoman pembangunan dan pengembangan bandar udara yang mencakup seluruh
kebutuhan dan penggunaan tanah serta ruang udara untuk kegiatan penerbangan dan
kegiatan penunjang penerbangan dengan mempertimbangkan aspek-aspek teknis,
pertahanan keamanan, sosial budaya serta aspek-aspek terkait lainnya.
Pembangunan sebuah Bandar udara
diawali dengan penetapan lokasi Bandar udara. Untuk menetapkan lokasi
Bandar udara perlu dilakukan uji kelayakan yang meliputi :
1.
Kelayakan Ekonomi
Yaitu
kelayakan yang dinilai secara ekonomis dan financial akan memberikan keuntungan
bagi pengembangan wilayah dan perkembangan Bandar udara baik secara langsung
maupun tidak langsung.
2.
Kelayakan Teknis
Yaitu
kelayakan yang dinilai berdasarkan factor kesesuaian fisik dasar antara lain
topografi, kondisi meteorology dan geofisika, dan daya dukung tanah.
3.
Kelayakan Operasional
Yaitu
kelayakan yang dinilai berdasarkan jenis pesawat, pengaruh cuaca, penghalang
(obstacle), penggunaan ruang udara, dukungan navigasi penerbangan serta
prosedur pendaratan dan lepas landas.
4.
Kelayakan Lingkungan
Yaitu
suatu kelayakan yang dinilai dari besarnya dampak yang akan ditimbulkan
termasuk pada masyarakat disekitar Bandar udara bila Bandar udara tersebut
beroperasi, setelah beroperasi maupun pada tahap-tahap pengembangan
selanjutnya.
5.
Kelayakan Dari Segi
Usaha Angkutan Udara
Yaitu
kelayakan yang dinilai secara ekonomis dan financial akan memberikan keuntungan
kepada perkembangan usaha angkutan udara jika melayani rute ke Bandar udara
tersebut.
Bandar Udara Maimun Saleh adalah bandar udara yang terletak di Kota Sabang, provinsi Aceh. Sama seperti
Lanudal Juanda Surabaya dan Lanudal Eltari Kupang, lapangan terbang ini
merupakan fasilitas militer TNI Angkatan Laut TNI-AL. keberadaan bandara
ini di kota sabang cukup penting, mengingat sementara ini transportasi laut
merupakan satu-satunya moda transportasi yang sangat diandalkan untuk menuju ke
Sabang dari daratan Aceh, dikarenakan apabila cuaca laut sedang buruk maka
akses menuju dan keluar dari Pulau weh Akan sangat sulit. Saat ini Bandara
Maimun Saleh sudah bisa didarati pesawat dengan jenis Foker 27, ATR 72-600,
bahkan pernah juga didarati oleh pesawat jenis Boing 737-200. Panjang runway yang ada sepanjang 1.850 M dengan lebar 30 M dan kapasitas
Apron yang mampu menampung 4 pesawat Foker 27 Sekaligus dan dalam kondisi baik
dengan aspal Hotmix.
Dalam rencana pengembangan Bandara Maimun Saleh
Sabang, direncanakan akan diadakan penambahan
dan renovasi panjang runway
menjadi 3.000 meter
dan lebar 45 meter yang mampu menampung pesawat berbadan lebar, sehingga Bandara Maimun saleh
Sabang dapat dijadikan bisa
dijadikan tempat transit bagi perusahaan penerbangan internasional serta akan dilakukan
penambahan daya tampung Apron agar
mampu menampung 7 pesawat sekaligus yang diharapkan dapat semakin meningkatkan
arus kunjungan wisatawan ke Pulau Weh dan sebagai pintu masuk di di paling
barat Indonesia.
Gambar 5 : Boeing 737-E900 Lion Air
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:737_900.jpg
Gambar 6 : Garuda Indonesia
Boeing 737-300 registrasi PK-GZB
Sumber : https://made4earth.wordpress.com/tag/garuda/
2.2.
Kondisi Daerah
Kota Sabang merupakan wilayah paling
barat di Republik Indonesia. Secara Geografis, Kota Sabang terletak pada
koordinat 05o 46’ 28” – 05o 54’ 28”
Lintang Utara (LU) dan 95o 13’ 02” –
95o22’ 36’ Bujur Timur (BT). Kota Sabang sebelah utara
dan timur berbatasan dengan Selat Malaka, di sebelah selatan berbatasan dengan Selat Benggala dan di
sebelah barat dibatasi oleh Samudera Indonesia (Samudera Hindia). Secara geopolitis, Kota
Sabang sangat strategis, karena berbatasan langsung dengan negara-negara lain
seperti dengan India, Malaysia dan Thailand serta merupakan alur pelayaran
Internasional bagi kapal-kapal yang akan masuk dan keluar wilayah Indonesia
dari arah barat.
Kota Sabang terdiri dari lima (5) buah
pulau, yakni Pulau Weh, Pulau Klah, Pulau Rubiah, Pulau Seulako dan Pulau Rondo
ditambah gugusan pulau-pulau batu di Pantee Utara. Pulau Weh merupakan pulau
terluas serta merupakan satu-satunya pulau yang dijadikan pemukiman, sedangkan
Pulau Rondo merupakan salah satu pulau terluar yang berjarak + 15,6 km dari Pulau Weh. (Gambar 3) secara
administratif, Kota Sabang terbagi menjadi dua kecamatan, yaitu Kecamatan
Sukajaya dan Kecamatan Sukakarya serta terbagi menjadi 18 Gampong (desa). Luas
keseluruhan daratan Kota Sabang adalah 153 km2 (Sabang
dalam Angka 2009), terdiri dari Kecamatan Sukajaya seluas 80 km2 dan Kecamatan Sukakarya seluas 732. Berdasarkan analisis data citra satelit tata ruang
Kota Sabang 2004, luas keseluruhan Kota Sabang ialah 1.042,3 km2 (104229,95 ha), dengan luas daratan 121,7 km2 (12.177,18 ha) dan luas perairan 920,5 km2 (92.052,77) ha.
Ibu kota Sabang yang berada di Pulau Weh
berjarak sekitar 25 mil laut (sekitar 45 kilometer) ke arah utara dari Banda
Aceh. Secara geografis, sebagian besar daratan Sabang bergunung-gunung. Daerah
ini dikelilingi lautan Selat Malaka di utara, Sumadra Hindia di selatan, Selat
Malaka di timur, dan Samudra Hindia di barat. Pulau Weh dikelilingi sejumlah
pulau kecil, yakni Pulau Klah, Pulau Rondo, Pulau Rubiah, dan Pulau Seulako.
Jumlah penduduk Kota Sabang sekitar 30.000 orang. Letak
Sabang sangat strategis,
Pada masa penjajahan, Belanda ataupun Jepang menjadikan Sabang sebagai lokasi pertahanan.
Sejumlah peninggalan bangunan kolonial dan benteng sisa Perang Dunia II banyak
terdapat di sana. Sejak zaman Belanda, Sabang menjadi kawasan perdagangan sejak
zaman Belanda. Bahkan pada 2000, pemerintah pusat menetapkan Sabang sebagai
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
2.3.
Potensi Daerah
Ibu kota Sabang yang berada di Pulau Weh
berjarak sekitar 25 mil laut (sekitar 45 kilometer) ke arah utara dari Banda
Aceh. Secara geografis, sebagian besar daratan Sabang bergunung-gunung. Daerah
ini dikelilingi lautan Selat Malaka di utara, Sumadra Hindia di selatan, Selat
Malaka di timur, dan Samudra Hindia di barat. Pulau Weh dikelilingi sejumlah
pulau kecil, yakni Pulau Klah, Pulau Rondo, Pulau Rubiah, dan Pulau Seulako.
Jumlah penduduk Kota Sabang sekitar 30.000 orang. Letak
Sabang strategis. Pada masa penjajahan, Belanda ataupun Jepang menjadikan
Sabang sebagai lokasi pertahanan. Sejumlah peninggalan bangunan kolonial dan
benteng sisa Perang Dunia II banyak terdapat di sana. Sejak zaman Belanda,
Sabang menjadi kawasan perdagangan sejak zaman Belanda. Bahkan pada 2000,
pemerintah pusat menetapkan Sabang sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas
2.3.1.
Potensi Langsung
Kota Sabang merupakan wilayah kepulauan, dengan Pulau Weh
sebagai pulau terbesar. Wilayah ini menawarkan keindahan alam yang masih alami,
yakni daratan berupa hutan yang dipenuhi pepohonan dan lautan biru dihiasi
terumbu karang dan ikan berwarna-warni. Pesona alam menjadi salah satu senjata
kota ini untuk menjadi
daerah tujuan wisata
Sabang menawarkan sejumlah
potensi, seperti pantai berpasir putih dan berlaut biru jernih, danau air tawar
bernama Danau Aneuk Laot, pemandian air panas di Gunung Merapi Jaboi, sejumlah
benteng sisa Perang Dunia II, dan Tugu Titik 0 Kilometer. Pulau-pulau kecilnya
pun menawarkan sejumlah potensi, antara lain memiliki beberapa lokasi selam
permukaan (snorkeling) dan menyelam (diving) dengan pemandangan bawah laut yang masih
alami dihiasi terumbu karang ataupun ikan laut bewarna warni.
Dengan segala potensi
pariwisata tersebut, Sabang pun menjadi tempat tujuan wisata para pelancong
lokal ataupun mancanegara. Merujuk data Badan Pusat Statistik Aceh 2013, ada
500.000-1 juta wisatawan yang mengunjungi Sabang per tahun. Jumlah itu mencapai
50 persen dari total jumlah wisatawan yang mengunjungi Aceh per tahun. yang mengunjungi Aceh per tahun.
Hanya saja, segala potensi itu belum didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Paling tidak, hal itu tampak di beberapa tempat di Sabang. Hanya ada satu akses jalan dari pusat kota menuju Titik 0 Kilometer Indonesia yang berjarak sekitar 30 kilometer. Lebar jalan itu hanya 5 meter, dan sebagian besar tidak memiliki lampu penerangan sehingga pada malam hari kawasan itu gelap gulita. Kondisi ini sangat membahayakan karena sebagian jalan itu diapit tebing dan jurang berupa hutan lebat ataupun laut.
Hanya saja, segala potensi itu belum didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Paling tidak, hal itu tampak di beberapa tempat di Sabang. Hanya ada satu akses jalan dari pusat kota menuju Titik 0 Kilometer Indonesia yang berjarak sekitar 30 kilometer. Lebar jalan itu hanya 5 meter, dan sebagian besar tidak memiliki lampu penerangan sehingga pada malam hari kawasan itu gelap gulita. Kondisi ini sangat membahayakan karena sebagian jalan itu diapit tebing dan jurang berupa hutan lebat ataupun laut.
2.3.2. Potensi Tidak Langsung
1. Sektor Perdagangan dan Industri
Sebagai kawasan
Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Investasi dalam sektor perdagangan dan
industri, sabang sangat potensial di sektor perdagangan dan industri. Dengan
kemudahan bebas bea masuk dan tata niaga serta bebas PPn dan Pajak Barang
Mewah, maka mesin dan bahan baku dapat dimasukka ke Kawasan Sabang dengan harga
lebih murah dibandingja kawasan lainnya di indonesia. Keunggulan ini akan
meningkatkan daya saing dari produk yang diproduksi di Kawasan Sabang. Selain itu bahan-bahan material dari kawasan daratan yang selama ini
diproses di luar Aceh atau luar negeri akan lebih kompetitif jika diproses atau
di ekspor di atau melalui Kawasan Sabang. Hasil alam dari kawasan darat
Aceh seperti nilam, pinang, karet, sawit, kopra, coklat, kopi juga hasil-hasil
pertambangan dan hutan lainnya.
2. Sektor
Perikanan
Disamping potensi
perairan teritorial (4-12 mil), Kawasan Sabang juga memiliki perairan ZEE 200
mil dan laut lepas (>ZEE 200 mil) yang produktif mengandung ikan pelagis dan
demersal. Hal yang menunjang adalah adanya lokasi up welling. Front massa air terjadi akibat pertemuan 3 arus yang
berasal dari perairan Samudera Indonesia, Selat Malaka, dan Teluk Benggala.
Oleh karena itu kawasan Sabang memiliki potensi yanng besar untuk dijadikan
sebagai home base untuk kegiatan
penangkapan ikan di ZEE dan laut lepas.
2.4.
Akses Transportasi
Akses transportasi untuk ke
Sabang masih terbatas. Jadwal pelayaran dari Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh,
menuju Pelabuhan Balohan, Sabang, hanya empat kali pulang-pergi per hari, yakni
kapal cepat 2 kai
dan kapal lambat 2 kali. Penerbangan
pesawat dari Bandara Kuala Namu, Deli Serdang (Sumatera Utara)- Bandara Maimun Saleh, Sabang, hanya tiga
kali pulang - pergi per minggu, yakni pada rabu, jumat, dan minggu. Penerbangan itu dilayani PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk menggunakan pesawat
jenis ATR 72-600 dengan kapasitas penumpang 72
orang dengan rute Bandara
Internasional Kuala Namu Sumatera Utara – Bandara Maimun Saleh Sabang dan
sebaliknya dengan frekuensi penerbangan 3 kali dalam satu minggu yaitu pada
hari rabu, jumat dan minggu. Dari bandara Kuala Namu-Medan, pesawat
berangkat pukul 08.50 WIB. Pada kondisi normal, butuh waktu 1 jam 20 menit
untuk tiba di Sabang Sementara dari Sabang ke
Medan, pesawat berangkat pukul 10.40 WIB dan tiba di Medan pukul 12.10.
Mulai tanggal 8
desember 2016, salah satu maskapai penerbangan nasional Wings Air melebarkan
sayapnya terbang ke Sabang dengan menggunakan Pesawat tipe ATR 72 seri
500 dan 600 berkapasitas 72 seat, melayani rute penerbangan dari Bandara Kuala Namu,
Medan - Bandara Maimun Saleh, Sabang dan sebaliknya. Pesawat
ini akan melayani penumpang setiap tiga kali dalam sepekan yaitu Selasa, Kamis,
dan Minggu, pesawat berangkat dari Kuala Namu pukul
12.20 WIB dan tiba di Sabang pukul13.30 WIB dan Berangkat kembali
dari Sabang pukul 13.55 WIB dan tiba di Medan
pukul 15.05 WIB.
Gambar 7 : Garuda Indonesia ATR 72 registrasi PK-GZB
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/ATR_72
2.5.
Dampak Pengembangan
Lapangan Terbang
Dari pengembangan Bandara Maimun Saleh Sabang,
diharapkan dapat semakin meningkatkan potensi kunjungan pariwisata ke Pulau Weh
dan bisa menjadi destinasi baru bagi wisatawan luar negeri mauapun wisatawan dalam negeri. Selain itu
dengan semakin mudahnya akses transportasi udara iharapkan dapat semikin
meningkatkan investasi-investasi lain di Pulau Weh.
Gambar 8 : Sabang Tourism map
BAB III
KRITERIA
PERENCANAAN
3.1.Lokasi
Bandara
Bandara Maimun Saleh berada di jalan
By pas Yos Sudarso Km. 6, Kel. Krueng Raya Ke. Sukakarya Kota Sabang Aceh berada di 4 KM dari kota Sabang, 35,65
KM dari ibu kota Povinsi Acen (Banda Aceh) dan berjarak 1.849,46 KM dari Ibu
Kota Republik Indonesia.
Bandara ini saat ini hanya bisa didarati oleh Pesawat tipe ATR 72 seri 500 dan 600 berkapasitas 72 seat. Panjang runway yang ada sepanjang 1.850 M dengan lebar 30 M dan kapasitas
Apron yang mampu menampung 4 pesawat jenis Foker 27 dengan aspal Hotmix.
3.2.Jenis
Dan Tipe Bandara
Bandara Maimun Saleh Sabang merupakan
salah satu pangkalan yang dimilik oleh TNI AL yang merupakan bandara dengan
klasifikasi kelas III dan dapat juga digunakan sebagai domestic airport.
3.2.1. Posisi
dan Letak
Bandara Maimun
Saleh Sabang ini berada pada koordinat 5° 52′ 26,87″ LU, 95° 20′ 22,82″
BT. dengan
elevasi 360,80 mdpl (1.183,71 ft dpl) diatas permukaan laut dengan kode IATA :
SBG dan Kode ICAO : WIAB.
3.2.2. Dimensi
Dalam
perencenanaan bandara Maimun Saleh Sabang dimensi runway yang direncanakan
adalah dengan code number 6, yaitu panjang runway dengan mulai
1.900 atau lebih hingga 4.200 meter. Yang akan direncanakan pada
perliasan runway di Bandara Maimun Saleh Sabang adalah panjang runway 3000
meter dan lebar 45 meter.
3.3.Tipe
Perkerasan Runway
Runway pada bandara Maimun Saleh Sabang
adalah runway tunggal dengan konstruksi/surface
Aspal Hotmix, azimuth 10-28 dengan
total area saat 55.500 M².
3.4.Fasilitas
Pendukung
Layaknya bandara
bandara lain, bandara Maimun Saleh
juga dilengkap i rembele ini juga dilengkapi Terminal,
dan bangunan-bangunan lainnya yaitu
sisi udara (air side) dan sisi darat (land side). Runway pada bandara Maimun Saleh Sabang mempunyai panjang 1800 m
dan lebar 30 m, taxiway dengan panjang 155 m dan lebar 23 m dengan luas area 3.656, panjang apron 140 m lebar 90 m dengan luas 12.600 m2 serta
memiliki dua stopway dengan panjang stopway 1 panjang 60 m dan lebar 30 m,
dan stopway 2 dengan panjang 60 m dan
lebar 30 m dengan konstruksi aspal hotmix
serta luas area masing-masing 1.800 m2.
3.4.1. Sisi Udara (Air
Side)
Bandara Maimun Saleh Sabang juga dilengkapi oleh beberapa fasilitas sisi
udara (Air Side) yang terdiri dari runway, taxiway, apron.
Runway pada bandararMaimun Saleh Sabang
adalah runway tunggal dengan panjang
1800 m dan lebar 30
m, runway bandara ini memiliki konstruksi/surface
Aspal Hotmix, azimuth 10-28 dengan
total area saat 55.500 M².
Bandara
ini dilengkapi taxiway
dengan panjang 155
m dan lebar 23
m dengan luas area 3.656, apron dengan panjang 140 m lebar 90 m
dengan luas 12.600
m2 serta memiliki dua stopway dengan panjang stopway 1 panjang 60 m dan lebar 30 m,
dan stopway 2 dengan panjang 60 m dan
lebar 30 m dengan konstruksi aspal hotmix
serta luas area masing-masing 1.800 m2.
Gambar 9 : Taxyway
Maimun Saleh Sabang
Sumber : http://www. hubud.dephub.go.id/index.php?id/bandara/detail/63
Gambar 10 : Runway Maimun Saleh Sabang
Sumber : http://www. hubud.dephub.go.id/index.php?id/bandara/detail/63
3.4.2. Sisi Darat (Land
Side)
Bandara Maimun Saleh Sabang juga tersedia
fasilitas Sisi Darat (Land Side) dengan kategori domestik yang
disediakan untuk penumpang sebelum
diperoses menjadi penumpang angkutan udara dengan luas total area Bangunan Terminal
(Terminal Building) 304 m2 dengan
luas 18 m x 17 m dengan kapasitas 300 penumpang,,
Daerah Keberangkatan (Depatures) dengan
luas 17 m x 17 m dengan total luas area 302 m2 dan Daerah Kedatangan (Arrival) dengan luas 18 m x 17 m
dengan total luas area 304 m2, Jalan masuk dan
prasarana darat, kantor pengelola Bandar udara dan Menara Pengawas Lalu Lintas
Udara (Air Traffic Control).
Gambar 11 : Daerah kedatangan (Arrival) Maimun Saleh
Sabang
Sumber : http://www. hubud.dephub.go.id/index.php?id/bandara/detail/63
Gambar 13 : Daerah keberangkatan (Depatures) Maimun Saleh
Sabang
Sumber : http://www. hubud.dephub.go.id/index.php?id/bandara/detail/63
Gambar 14 : Kantor pengelola Bandar udara) Maimun Saleh Sabang
Sumber : http://www. hubud.dephub.go.id/index.php?id/bandara/detail/63
Secara umum lingkup kegiatan perencanaan ini
meliputi dua bagian yaitu sisi udara (air
side) dan sisi darat (land side).
BAB IV
METODOLOGI
PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah
proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk
keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan analisis teoretis mengenai
suatu cara atau metode. Dalam tugas perencanaan lapangan
terbang ini, referensi data yang digunakan bersumber dari :
1. Secara umum lingkup kegiatan perencanaan ini
meliputi dua bagian yaitu sisi udara (air
side) dan sisi darat (land side) sumber
data diambil dari Slide Mata Kuiah Lapangan Terbang 2 SKS (Semester VI), http://slideplayer.info/slide/3628674/
2. Tipe pesawat dari Lion Air
yang melayani bandara Maimun Saleh Sabang –Kuala Namu Sumut dan Jadwal penerbangan yang
bersumber dari (http://aceh.tribunnews.com/2016/12/09/wings-mulai-layani-kuala-namu-sabang).
3. Tipe pesawat dari Garuda
Indonesia yang melayani bandara Maimun Saleh Sabang – Kuala Namu Sumut dan
jadwal penerbangan bersumber dari http://travel.kompas.com/read/2015/02/13/083300227/Berpelesir.ke.Sabang.Sekarang.Lebih.Mudah
4. Jenis dan tipe Bandar Udara Maimun Saleh bersumber dari https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Maimun_Saleh)
5. Data demografi kota Sabang bersumber dari http://id.wikipedia.org/kota_Sabang#Demografi
6.
Data Geografis Kota Sabang terletak pada koordinat
05o 46’ 28” – 05o 54’ 28”
Lintang Utara (LU) dan 95o 13’ 02” –
95o22’ 36’ Bujur Timur (BT). Bersumber dati http://sabangkota.go.id/index.php/page/4/geografis
7.
General info, domestic routes, air side
fasilities, land side fasilities, airport photos bersumber dari http://hubud.dephub.go.id/?id/bandara/detail/63
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Sisi udara (air side) pada Bandar Maimun Saleh Sabang saat ini
mempunyai Runway dengan panjang 1800
m dan lebar 30 m dengan konstruksi runway
Aspal Hotmix dengan total area 55.500 M² . Bandara ini dilengkapi taxiway dengan panjang 155 m dan lebar 23 m
dengan luas area 3.656. Bandara ini dilengkapi taxiway dengan panjang 100 m dan lebar 10 m dan apron dengan luas 50 m2 , apron dengan panjang 140 m lebar 90 m
dengan luas 12.600 m2 serta memiliki dua stopway dengan panjang stopway
1 panjang 60 m
dan lebar 30 m ,
dan stopway 2 dengan panjang 60 m dan lebar 30 m dengan konstruksi aspal hotmix serta luas area masing-masing 1.800 m2 .
Sedangkan sisi darat (land side) dengan kategori domestik yang disediakan untuk penumpang sebelum diperoses menjadi
penumpang angkutan udara dengan luas total area Bangunan Terminal (Terminal Building) 304 m2 dengan
kapasitas 300 penumpang,, Daerah Keberangkatan
(Depatures) dengan total luas area
302 m2 dan Daerah Kedatangan (Arrival) dengan total luas area 304 m2, Jalan masuk dan
prasarana darat, kantor pengelola Bandar udara dan Menara Pengawas Lalu Lintas
Udara (Air Traffic Control).
Pada
bandara ini hanya dioperasikan Pesawat tipe ATR 72 seri 500 dan 600 berkapasitas 72 seat
oleh maskapai Garuda Indonesia dengan rute Bandara Internasional Kuala Namu
Sumatera Utara – Bandara Maimun Saleh Sabang dan sebaliknya dengan frekuensi
penerbangan 3 kali dalam satu minggu yaitu pada hari rabu, jumat dan minggu dan
maskapai Wing Air akan juga setiap tiga kali dalam sepekan yaitu selasa, kamis dan minggu.
5.2.Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar