Kamis, 19 Januari 2017

Tugas Mata Kuliah Lapangan Terbang


 





TUGAS MATA KULIAH
LAPANGAN TERBANG



Disusun Oleh:
Andy Andriansyah / NPM. 2014310016
Muhammad Aziz / NPM. 2014310029


Dosen Pengampu :
Ir. Irawa Kusumah, AR, MT






PROGRAM STUDI SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISKANDARMUDA
BANDA ACEH 2016






KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
            Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan tauhid dan hidayah – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Lapangan Terbang tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
            Dalam penyelesaian Tugas Lapangan Terbang ini, penulis telah banyak memperoleh petunjuk, bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang amat tulus kepada Ir.Irawa Kusumah AR, MT, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan ilmu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas Tugas Lapangan Terbang ini.
            Tidak lupa juga kepada orang tua saya yang telah memberikan semangat, moril dan finansial serta doa agar saya termotivasi untuk segera menyelesaikan kuliah ini guna mendapatkan gelar sarjana. Terima kasih kepada teman – teman yang telah banyak memotivasi dan memberikan saran sehingga mendewasakan saya dalam menyelesaikan tugas ini.
            Penulis menyadari bahwa hasil penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mohon maaf jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam laporan ini dan sangat mengharapkan saran – saran dari berbagai pihak untuk kemajuan di masa yang akan datang.
Akhirnya, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, pembaca dan mahasiswa/wi lainnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Banda Aceh, 12 Januari 2017
Penulis



Andy Andriansyah
NPM. 2014310016
Muhamamad Aziz
NPM.2014310029







BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang Permasalahan
Bandara udara merupakan salah satu jaringan transportasi yang berhubungan dengan transportasi udara karena bandar udara adalah ruang lintas untuk transportasi udara. Bandar udara juga menjadi salah satu prasarana untuk meningkatkan perekonomian bagi suatu daerah atau negara. Fungsinya sebagai penunjang wisata, perdagangan, serta jaringan dalam transportasi membuat bandara sangat dibutuhkan untuk menghubungkan pulau-pulau di Indonesia dengan waktu yang lebih efisien. Misalnya di tempat di berbagai negara, sejumlah bandara kelas dunia berhasil menjalankan peran sebagai pokok perekonomian dengan menerapkan Airpot City, di mana bandara merupakan pusat kegiatan terpadu dengan kawasan pendukung di sekitarnya. Mengingat pula permintaan terhadap transportasi yang cepat saat ini adalah pilihan banyak orang, sehingga pembenahan terhadap bandara terus dilakukan. Seperti perbaikan kargo, dan lalu lintas makin terus dikembangkan. Semua dibuat agar dapat menjadikan bandara sebagai salah satu pintu gerbang ekonomi.
Pembangunan transportasi yang berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial, budaya, politik dan pertahanan keamanan diarahkan pada terwujudnya sistem transportasi yang andal, berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara terpadu, tertib, lancar, aman, nyaman dan efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa, mendukung pola distribusi nasional, serta mendukung pengembangan wilayah dan peningkatan hubungan Internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan wawasan nusantara.
Bandara atau bandar udara yang juga populer disebut dengan istilah airport merupakan sebuah fasilitas di mana pesawat terbang seperti pesawat  udara dan helikopter dapat lepas landas dan mendarat. Suatu bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landasan pacu atau helipad (untuk pendaratan helikopter), sedangkan untuk bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanyaseperti bangunan terminal dan hanggar. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization) : Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Dewasa ini dengan semakin meningkatnya penggunaan transportasi udara, maka sangat diperlukan adanya suatu perencanaan master plan lapangan terbang yang bisa melayani dan mempermudah pengguna trasnportasi udara.dengan adanya master plan, maka perencanaan lapangan terbang dapat lebih terarah sesuai dengan yang diharapkan. Lapangan terbang juga merupakan salah satu sarana transportasi alternatif dalam melayani lalu lintas manusia / penumpang juga melayani lalu lintas barang, Selain itu dengan menggunakan transportasi udara waktu tempuh relatif lebih cepat dari transportasi lainnya dan memiliki tingkat keamanan yang cukup tinggi.  Dengan melihat tingkat persaingan tarif yang sangat kompetitif dengan moda transportasi lainnya dan tingkat pertumbuhan penerbangan domestik saat ini maka perlu dikaji tingkat kesiapan Bandar Udara yang ada di Indonesia untuk mengantisipasinya
Sejalan dengan itu untuk mewujudkan maksud tersebut di atas maka mutlak diperlukan suatu perencanaan khususnya pada pelabuhan udara, penyediaan sarana yang mendukung mobilitas barang dan penumpang khususnya sehingga pelayanan akan penerbangan menjadi efisien dan efektif.
Dalam perencanaan pengenbangan bandara Maimun Saleh Sabang sudah mempertimbangkan kebutuhan akan jasa anggkutan, pengembangan pariwisata, pengembangan potensi ekonomi daerah dan nasional, keterpaduan intermoda dan multimoda, kepentingan nasional, keterpaduan jaringan angkutan udara dan pelestarian lingkungan hidup.


Hasil gambar untuk sabang
 









Gambar 1 : Peta Pulau Weh (Sabang)
Sumber : https://mamatematika.wordpress.com/2016/10/23/pulau-sabang-alias-pulau-weh-provinsi-nanggroe-aceh-darusalam/

1.2.   Maksud, Tujuan Dan Sasaran
Adapun maksud dari perencanan lapangan terbang ini adalah:
1.      Sebagai salah satu sarana transportasi alternatif bagi masyarakat yang  membutuhkan transportasi dengan kecepatan tinggi dengan efisiensi waktu yang cepat.
2.      Sebagai salah satu upaya daerah untuk membuka lapangan kerja dan meningkatkan PAD.
Tujuan dari perencanaan lapangan terbang adalah agar tersedianya dokumen-dokumen perencanaan yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan lapangan terbang.
Sasaran yang ingin dicapai dalam perencanaan bandara udara ini agar dapat berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial, budaya, politik dan pertahanan keamanan diarahkan pada terwujudnya sistem transportasi yang andal, berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara terpadu, tertib, lancar, aman, nyaman dan efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa, mendukung pola distribusi nasional, serta mendukung pengembangan wilayah dan peningkatan hubungan Internasional.
Dalam pengembangan bandara ini direncanakan secara bertahap dalam masa 3 tahun. Adapun tahapan pengembangan Bandara Maimun Saleh Sabang yang direncanakan meliputi  Penambahan  dan renovasi panjang  landasan pacu (runway) menjadi 3.000 meter dan lebar 45 meter, Renovasi Landasan Penghubung (Taxyway), Penambahan daya tampung landasan parkir (Apron), Renovasi dan perluasan terminal penumpang, Perluasan halaman parkir bandara

1.3.   Lingkup Kegiatan
            Secara umum lingkup kegiatan perencanaan ini meliputi dua bagian yaitu sisi udara (air side) dan sisi darat (land side).

1.3.1. Sisi Udara (Air Side)
Sisi udara adalah bagian bandar udara yang digunakan untuk menuver pesawat terbang di daratan. Daerah ini tertutup untuk umum. Sisi udara terdiri dari beberapa fasilitas, antara lain :
1.    Landasan - Pacu (Runway)
Bagian bandar udara yang berbentuk empat persegi panjang dan digunakan untuk lepas landas (Take-Off) dan mendarat (Landing).
2.        Landasan - Hubung (Taxiway)
Bagian bandar udara yang digunakan pesawat terbang untuk ’taxing’,menghubungkan satu bagian bandar udara dengan bagian yang lain (umpamanya antara landasan pacu dan landasan parkir).
3.        Landasan – Parkir (Apron)
Bagian bandar udara yang digunakan untuk parkir pesawat terbang. Ditempat ini dilakukan juga untuk naik/turun penumpang, pengisian bahan bakar dan untukperawatan dan untuk pelayanan terhadap pesawat terbang.
bagian bandar udara daratan yang berbentuk empat persegi panjang dan digunakan untuk lepas landas (take-off) dan mendarat (landing).
4.          Hanggar adalah tempat perawatan dan pemeliharaan pesawat terbang sebelum dan sesudah melakukan penerbangan
 









Gambar 2 : Fasilitas Sisi Udara (Air Side)
Sumber : bandara.net/bandara/fasilitas-bandara-air-side.html

1.3.2. Sisi Darat (Land Side)
Sisi darat disediakan untuk penumpang sebelum diperoses menjadi penumpang angkutan udara. Daerah ini sebagian besar untuk umum tetapi ada beberapa bagian ruang (didalam bangunan terminal) yang tidak untuk umum dan hanya penumpang yang boleh masuk. Bagian yang termasuk sisi darat antara lain :
1.      Bangunan terminal (Terminal Building)
Di dalam bangunan terminal ini terjadi proses perubahan dari penumpang angkutan darat menjadi penumpang angkutan udara dan sebaliknya dari penumpang angkutan udara menjadi penumpang angkutan darat. Oleh karena itu ada dua bagian yang penting, yaitu ;
a. Daerah keberangkatan (Depatures)
·        Publik hall
·        Check-in area
·        Ruang Keberangkatan (Depatures lauge)
b. Daerah kedatangan (Arrival)
·         Arrival launge
·         Baggage claim area
·         Public hall
2.    Jalan masuk dan prasarana darat
·         Jalan masuk ke bandar udara
·         Curve (kerb)
·         Halaman parkir
3.    Ruang VIP/VVIP (Very Important Person/ Very Very Important Person)
Ruang VIP untuk pejabat setingkat menteri dan VVIP untuk kepala negara dan tamu negara.
5.          Kantor pengelola Bandar udara
·         Gedung Administrasi Perkantoran (Office Administration Building)
·         Gedung Operasi (Operastion Buiding)
6.          Menara Pengawas Lalu Lintas Udara (Air Traffic Control)
7.          Gedung SAR
8.          Gedung Stasiun Meteorologi
9.          Terminal Cargo
10.      Gedung pertolongan kecelakaan pesawat dan pemadam kebakaran (PK-PK)
11.      Depot pengisian pesawat udara (DPPU/Fuel Farm)
12.      Gedung Genset
 








Gambar 3 : Fasilitas Sisi Darat (Land Side)
Sumber : http://www. hubud.dephub.go.id/index.php?id/bandara/detail/63

1.4.   Metodologi Kegiatan
Metodologi kegiatan perencanaa lapangan terbang meliputi referensi, pedoman, peraturan dan perundang-undangan serta beberapa ketentuan lainnya yang diterbitkan oleh pemerintah pusat atau pihak terkait lainnya.

1.5.   Data Yang Dibutuhkan
Data yang digunakan dalam perencanaan  ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpullkan secara langsung dari sumber datanya terdiri dari:
1.      Wawancara dengan responden yang terkait dengan perencanaan lapangan terbang yang meliputi dalam hal ekonomi, sosial dan budaya serta keamanan.
2.      Observasi, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap objek yang  diteliti yang meliputi  orientasi lapangan, pemasangan patok tetap, pengukuran koordinat, dan pengamatan azimut.
Data Sekundernya adalah data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan dan mempelajari bahan-bahan bacaan dan informasi yang berupa berupa peraturan, perundang-undangan serta beberapa ketentuan berhubungan dengan perencanaan lapangan terbang yang diperoleh dari instansi terkait, diantaranya :
1.         Dinas Perhubungan Kota Sabang
2.         Dinas Meteorologi dan Geofisika Kota Sabang
3.         Dinas Pariwisata Kota Sabang
4.         Badan Pusat Statistik Kota Sabang
5.         Bappeda Provinsi Aceh

1.6.   Hasil Kegiatan
            Dengan adanya perencanaan lapangan terbang ini, diharapakan akan adanya sebuah lapangan terbang yang dapat mendukung transportasi udara baik penerbangan domestik maupun penerbagan internsional yang bisa memberikan pelayanan dan kenyamana bagi para pengguna transportasi udara.
 













Gambar 4 : Bandara Maimun Saleh Sabang
Sumber : http://www. hubud.dephub.go.id

BAB II
RENCANA PENGEMBANGAN

2.1.            Rencana Pengembangan
Rencana pengembangan adalah suatu pedoman pembangunan dan pengembangan bandar udara yang mencakup seluruh kebutuhan dan penggunaan tanah serta ruang udara untuk kegiatan penerbangan dan kegiatan penunjang penerbangan dengan mempertimbangkan aspek-aspek teknis, pertahanan keamanan, sosial budaya serta aspek-aspek terkait lainnya. 
Pembangunan sebuah Bandar udara diawali dengan penetapan lokasi Bandar udara. Untuk menetapkan lokasi Bandar udara perlu dilakukan uji kelayakan yang meliputi :
1.        Kelayakan Ekonomi
Yaitu kelayakan yang dinilai secara ekonomis dan financial akan memberikan keuntungan bagi pengembangan wilayah dan perkembangan Bandar udara baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.        Kelayakan Teknis
Yaitu kelayakan yang dinilai berdasarkan factor kesesuaian fisik dasar antara lain topografi, kondisi meteorology dan geofisika, dan daya dukung tanah.
3.        Kelayakan Operasional
Yaitu kelayakan yang dinilai berdasarkan jenis pesawat, pengaruh cuaca, penghalang (obstacle), penggunaan ruang udara, dukungan navigasi penerbangan serta prosedur pendaratan dan lepas landas.
4.        Kelayakan Lingkungan
Yaitu suatu kelayakan yang dinilai dari besarnya dampak yang akan ditimbulkan termasuk pada masyarakat disekitar Bandar udara bila Bandar udara tersebut beroperasi, setelah beroperasi maupun pada tahap-tahap pengembangan selanjutnya.
5.        Kelayakan Dari Segi Usaha Angkutan Udara
Yaitu kelayakan yang dinilai secara ekonomis dan financial akan memberikan keuntungan kepada perkembangan usaha angkutan udara jika melayani rute ke Bandar udara tersebut.
Bandar Udara Maimun Saleh adalah bandar udara yang terletak di Kota Sabang, provinsi Aceh. Sama seperti Lanudal Juanda Surabaya dan Lanudal Eltari Kupang, lapangan terbang ini merupakan fasilitas militer TNI Angkatan Laut TNI-AL. keberadaan bandara ini di kota sabang cukup penting, mengingat sementara ini transportasi laut merupakan satu-satunya moda transportasi yang sangat diandalkan untuk menuju ke Sabang dari daratan Aceh, dikarenakan apabila cuaca laut sedang buruk maka akses menuju dan keluar dari Pulau weh Akan sangat sulit. Saat ini Bandara Maimun Saleh sudah bisa didarati pesawat dengan jenis Foker 27, ATR 72-600, bahkan pernah juga didarati oleh pesawat jenis Boing 737-200. Panjang runway yang ada sepanjang 1.850 M dengan lebar 30 M dan kapasitas Apron yang mampu menampung 4 pesawat Foker 27 Sekaligus dan dalam kondisi baik dengan aspal Hotmix.
            Dalam rencana pengembangan Bandara Maimun Saleh Sabang, direncanakan akan diadakan penambahan  dan renovasi panjang runway menjadi 3.000 meter dan lebar 45 meter  yang mampu menampung pesawat berbadan lebar, sehingga Bandara Maimun saleh Sabang dapat dijadikan bisa dijadikan tempat transit bagi perusahaan penerbangan internasional serta akan dilakukan penambahan daya tampung Apron agar mampu menampung 7 pesawat sekaligus yang diharapkan dapat semakin meningkatkan arus kunjungan wisatawan ke Pulau Weh dan sebagai pintu masuk di di paling barat Indonesia.
Description: Berkas:737 900.jpg
 










Gambar 5 : Boeing 737-E900 Lion Air
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:737_900.jpg

Description: Hasil gambar untuk boeing 737-300 garuda indonesia
 










Gambar 6 : Garuda Indonesia Boeing 737-300 registrasi PK-GZB
Sumber : https://made4earth.wordpress.com/tag/garuda/

2.2.            Kondisi Daerah

Kota Sabang merupakan wilayah paling barat di Republik Indonesia. Secara Geografis, Kota Sabang terletak pada koordinat 05o 46’ 28” – 05o 54’ 28” Lintang Utara (LU) dan 95o 13’ 02” – 95o22’ 36’ Bujur Timur (BT). Kota Sabang sebelah utara dan timur berbatasan dengan Selat Malaka, di sebelah selatan berbatasan dengan Selat Benggala dan di sebelah barat dibatasi oleh Samudera Indonesia (Samudera Hindia). Secara geopolitis, Kota Sabang sangat strategis, karena berbatasan langsung dengan negara-negara lain seperti dengan India, Malaysia dan Thailand serta merupakan alur pelayaran Internasional bagi kapal-kapal yang akan masuk dan keluar wilayah Indonesia dari arah barat.
Kota Sabang terdiri dari lima (5) buah pulau, yakni Pulau Weh, Pulau Klah, Pulau Rubiah, Pulau Seulako dan Pulau Rondo ditambah gugusan pulau-pulau batu di Pantee Utara. Pulau Weh merupakan pulau terluas serta merupakan satu-satunya pulau yang dijadikan pemukiman, sedangkan Pulau Rondo merupakan salah satu pulau terluar yang berjarak + 15,6 km dari Pulau Weh. (Gambar 3) secara administratif, Kota Sabang terbagi menjadi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sukajaya dan Kecamatan Sukakarya serta terbagi menjadi 18 Gampong (desa). Luas keseluruhan daratan Kota Sabang adalah 153 km2 (Sabang dalam Angka 2009), terdiri dari Kecamatan Sukajaya seluas 80 km2 dan Kecamatan Sukakarya seluas 732. Berdasarkan analisis data citra satelit tata ruang Kota Sabang 2004, luas keseluruhan Kota Sabang ialah 1.042,3 km2 (104229,95 ha), dengan luas daratan 121,7 km2 (12.177,18 ha) dan luas perairan 920,5 km2 (92.052,77) ha.
Ibu kota Sabang yang berada di Pulau Weh berjarak sekitar 25 mil laut (sekitar 45 kilometer) ke arah utara dari Banda Aceh. Secara geografis, sebagian besar daratan Sabang bergunung-gunung. Daerah ini dikelilingi lautan Selat Malaka di utara, Sumadra Hindia di selatan, Selat Malaka di timur, dan Samudra Hindia di barat. Pulau Weh dikelilingi sejumlah pulau kecil, yakni Pulau Klah, Pulau Rondo, Pulau Rubiah, dan Pulau Seulako. Jumlah penduduk Kota Sabang sekitar 30.000 orang. Letak Sabang sangat strategis, Pada masa penjajahan, Belanda ataupun Jepang menjadikan Sabang sebagai lokasi pertahanan. Sejumlah peninggalan bangunan kolonial dan benteng sisa Perang Dunia II banyak terdapat di sana. Sejak zaman Belanda, Sabang menjadi kawasan perdagangan sejak zaman Belanda. Bahkan pada 2000, pemerintah pusat menetapkan Sabang sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

2.3.            Potensi Daerah
Ibu kota Sabang yang berada di Pulau Weh berjarak sekitar 25 mil laut (sekitar 45 kilometer) ke arah utara dari Banda Aceh. Secara geografis, sebagian besar daratan Sabang bergunung-gunung. Daerah ini dikelilingi lautan Selat Malaka di utara, Sumadra Hindia di selatan, Selat Malaka di timur, dan Samudra Hindia di barat. Pulau Weh dikelilingi sejumlah pulau kecil, yakni Pulau Klah, Pulau Rondo, Pulau Rubiah, dan Pulau Seulako. Jumlah penduduk Kota Sabang sekitar 30.000 orang. Letak Sabang strategis. Pada masa penjajahan, Belanda ataupun Jepang menjadikan Sabang sebagai lokasi pertahanan. Sejumlah peninggalan bangunan kolonial dan benteng sisa Perang Dunia II banyak terdapat di sana. Sejak zaman Belanda, Sabang menjadi kawasan perdagangan sejak zaman Belanda. Bahkan pada 2000, pemerintah pusat menetapkan Sabang sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas

2.3.1.      Potensi Langsung
Kota Sabang merupakan wilayah kepulauan, dengan Pulau Weh sebagai pulau terbesar. Wilayah ini menawarkan keindahan alam yang masih alami, yakni daratan berupa hutan yang dipenuhi pepohonan dan lautan biru dihiasi terumbu karang dan ikan berwarna-warni. Pesona alam menjadi salah satu senjata kota ini untuk menjadi daerah tujuan wisata
Sabang menawarkan sejumlah potensi, seperti pantai berpasir putih dan berlaut biru jernih, danau air tawar bernama Danau Aneuk Laot, pemandian air panas di Gunung Merapi Jaboi, sejumlah benteng sisa Perang Dunia II, dan Tugu Titik 0 Kilometer. Pulau-pulau kecilnya pun menawarkan sejumlah potensi, antara lain memiliki beberapa lokasi selam permukaan (snorkeling) dan  menyelam (diving) dengan pemandangan bawah laut yang masih alami dihiasi terumbu karang ataupun ikan laut bewarna warni.
Dengan segala potensi pariwisata tersebut, Sabang pun menjadi tempat tujuan wisata para pelancong lokal ataupun mancanegara. Merujuk data Badan Pusat Statistik Aceh 2013, ada 500.000-1 juta wisatawan yang mengunjungi Sabang per tahun. Jumlah itu mencapai 50 persen dari total jumlah wisatawan yang mengunjungi Aceh per tahun. yang mengunjungi Aceh per tahun.
Hanya saja, segala potensi itu belum didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Paling tidak, hal itu tampak di beberapa tempat di Sabang. Hanya ada satu akses jalan dari pusat kota menuju Titik 0 Kilometer Indonesia yang berjarak sekitar 30 kilometer. Lebar jalan itu hanya 5 meter, dan sebagian besar tidak memiliki lampu penerangan sehingga pada malam hari kawasan itu gelap gulita. Kondisi ini sangat membahayakan karena sebagian jalan itu diapit tebing dan
jurang berupa hutan lebat ataupun laut.


2.3.2.        Potensi Tidak Langsung
1.       Sektor Perdagangan dan Industri
Sebagai kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Investasi dalam sektor perdagangan dan industri, sabang sangat potensial di sektor perdagangan dan industri. Dengan kemudahan bebas bea masuk dan tata niaga serta bebas PPn dan Pajak Barang Mewah, maka mesin dan bahan baku dapat dimasukka ke Kawasan Sabang dengan harga lebih murah dibandingja kawasan lainnya di indonesia. Keunggulan ini akan meningkatkan daya saing dari produk yang diproduksi di Kawasan Sabang. Selain itu bahan-bahan material dari kawasan daratan yang selama ini diproses di luar Aceh atau luar negeri akan lebih kompetitif jika diproses atau di ekspor di atau melalui Kawasan Sabang.  Hasil alam dari kawasan darat Aceh seperti nilam, pinang, karet, sawit, kopra, coklat, kopi juga hasil-hasil pertambangan dan hutan lainnya.

2.      Sektor Perikanan
Disamping potensi perairan teritorial (4-12 mil), Kawasan Sabang juga memiliki perairan ZEE 200 mil dan laut lepas (>ZEE 200 mil) yang produktif mengandung ikan pelagis dan demersal. Hal yang menunjang adalah adanya lokasi up welling. Front massa air terjadi akibat pertemuan 3 arus yang berasal dari perairan Samudera Indonesia, Selat Malaka, dan Teluk Benggala. Oleh karena itu kawasan Sabang memiliki potensi yanng besar untuk dijadikan sebagai home base untuk kegiatan penangkapan ikan di ZEE dan laut lepas.

2.4.            Akses Transportasi
Akses transportasi untuk ke Sabang masih terbatas. Jadwal pelayaran dari Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, menuju Pelabuhan Balohan, Sabang, hanya empat kali pulang-pergi per hari, yakni kapal cepat 2 kai dan kapal lambat 2 kali. Penerbangan pesawat dari Bandara Kuala Namu, Deli Serdang (Sumatera Utara)- Bandara Maimun Saleh, Sabang, hanya tiga kali pulang - pergi per minggu, yakni pada rabu, jumat, dan minggu. Penerbangan itu dilayani PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menggunakan pesawat jenis ATR 72-600 dengan kapasitas penumpang 72 orang dengan rute Bandara Internasional Kuala Namu Sumatera Utara – Bandara Maimun Saleh Sabang dan sebaliknya dengan frekuensi penerbangan 3 kali dalam satu minggu yaitu pada hari rabu, jumat dan minggu. Dari bandara Kuala Namu-Medan, pesawat berangkat pukul 08.50 WIB. Pada kondisi normal, butuh waktu 1 jam 20 menit untuk tiba di Sabang Sementara dari Sabang ke Medan, pesawat berangkat pukul 10.40 WIB dan tiba di Medan pukul 12.10.
Mulai tanggal 8 desember 2016, salah satu maskapai penerbangan nasional Wings Air melebarkan sayapnya terbang ke Sabang dengan menggunakan Pesawat tipe ATR 72 seri 500 dan 600 berkapasitas 72 seat, melayani rute penerbangan dari Bandara Kuala Namu, Medan - Bandara Maimun Saleh, Sabang dan sebaliknya. Pesawat ini akan melayani penumpang setiap tiga kali dalam sepekan yaitu Selasa, Kamis, dan Minggu, pesawat berangkat dari Kuala Namu pukul 12.20 WIB dan tiba di Sabang pukul13.30 WIB dan Berangkat kembali dari Sabang pukul 13.55 WIB dan tiba di Medan pukul 15.05 WIB.
PK-GAC (2013 version-3).JPG
 











Gambar 7 : Garuda Indonesia ATR 72 registrasi PK-GZB
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/ATR_72


2.5.            Dampak Pengembangan Lapangan Terbang
Dari pengembangan Bandara Maimun Saleh Sabang, diharapkan dapat semakin meningkatkan potensi kunjungan pariwisata ke Pulau Weh dan bisa menjadi destinasi baru bagi wisatawan luar negeri  mauapun wisatawan dalam negeri. Selain itu dengan semakin mudahnya akses transportasi udara iharapkan dapat semikin meningkatkan investasi-investasi lain di Pulau Weh.
Gambar terkait
 









Gambar 8 : Sabang Tourism map


  


BAB III
KRITERIA PERENCANAAN

3.1.Lokasi Bandara
Bandara Maimun Saleh berada di jalan By pas Yos Sudarso Km. 6, Kel. Krueng Raya Ke. Sukakarya Kota Sabang  Aceh berada di 4 KM dari kota Sabang, 35,65 KM dari ibu kota Povinsi Acen (Banda Aceh) dan berjarak 1.849,46 KM dari Ibu Kota Republik Indonesia.
Bandara ini  saat ini hanya bisa didarati oleh Pesawat tipe ATR 72 seri 500 dan 600 berkapasitas 72 seat. Panjang runway yang ada sepanjang 1.850 M dengan lebar 30 M dan kapasitas Apron yang mampu menampung 4 pesawat jenis Foker 27 dengan aspal Hotmix.

3.2.Jenis Dan Tipe Bandara
Bandara Maimun Saleh Sabang merupakan salah satu pangkalan yang dimilik oleh TNI AL yang merupakan bandara dengan klasifikasi kelas III dan dapat juga digunakan sebagai domestic airport.

3.2.1.      Posisi dan Letak
Bandara Maimun Saleh Sabang  ini berada pada koordinat 5° 52′ 26,87″ LU, 95° 20′ 22,82″ BT.  dengan elevasi 360,80 mdpl (1.183,71 ft dpl) diatas permukaan laut dengan kode IATA : SBG dan Kode ICAO : WIAB.

3.2.2.      Dimensi
Dalam perencenanaan bandara Maimun Saleh Sabang dimensi runway yang direncanakan adalah dengan code number 6, yaitu panjang runway  dengan mulai  1.900 atau lebih hingga 4.200 meter. Yang akan direncanakan pada perliasan runway di Bandara Maimun Saleh Sabang adalah panjang runway 3000 meter dan lebar 45 meter.
3.3.Tipe Perkerasan Runway
Runway pada bandara Maimun Saleh Sabang adalah runway tunggal dengan konstruksi/surface Aspal Hotmix, azimuth 10-28 dengan total area saat 55.500 M².
3.4.Fasilitas Pendukung
            Layaknya bandara bandara lain, bandara Maimun Saleh juga dilengkap i rembele ini juga dilengkapi Terminal, dan bangunan-bangunan lainnya yaitu sisi udara (air side) dan sisi darat (land side). Runway pada bandara Maimun Saleh Sabang  mempunyai panjang 1800 m dan lebar 30 m, taxiway dengan panjang 155 m dan lebar 23 m dengan luas area 3.656, panjang apron 140 m lebar 90 m dengan luas 12.600 m2 serta memiliki dua stopway dengan panjang stopway 1 panjang 60 m dan lebar 30 m, dan stopway 2 dengan panjang 60 m dan lebar 30 m dengan konstruksi aspal hotmix serta luas area masing-masing 1.800 m2.

3.4.1.      Sisi Udara (Air Side)
Bandara Maimun Saleh Sabang juga dilengkapi oleh beberapa fasilitas sisi udara (Air Side) yang terdiri dari runway, taxiway, apron.
Runway pada bandararMaimun Saleh Sabang adalah runway tunggal dengan panjang 1800 m dan lebar 30 m, runway bandara ini memiliki konstruksi/surface Aspal Hotmix, azimuth 10-28 dengan total area saat 55.500 M².
Bandara ini dilengkapi taxiway dengan panjang 155 m dan lebar 23 m dengan luas area 3.656, apron dengan panjang 140 m lebar 90 m dengan luas 12.600 m2 serta memiliki dua stopway dengan panjang stopway 1 panjang 60 m dan lebar 30 m, dan stopway 2 dengan panjang 60 m dan lebar 30 m dengan konstruksi aspal hotmix serta luas area masing-masing 1.800 m2.
 









Gambar 9 : Taxyway Maimun Saleh Sabang
Sumber : http://www. hubud.dephub.go.id/index.php?id/bandara/detail/63
 









Gambar 10 : Runway Maimun Saleh Sabang
Sumber : http://www. hubud.dephub.go.id/index.php?id/bandara/detail/63

3.4.2.      Sisi Darat (Land Side)
Bandara Maimun Saleh Sabang juga tersedia fasilitas  Sisi Darat (Land Side) dengan kategori domestik yang  disediakan untuk penumpang sebelum diperoses menjadi penumpang angkutan udara dengan luas total area Bangunan Terminal (Terminal Building) 304 m2 dengan luas 18 m x 17 m dengan kapasitas 300 penumpang,, Daerah Keberangkatan (Depatures) dengan luas 17 m x 17 m dengan total luas area 302 m2 dan Daerah Kedatangan (Arrival) dengan luas 18 m x 17 m dengan total luas area 304 m2, Jalan masuk dan prasarana darat, kantor pengelola Bandar udara dan Menara Pengawas Lalu Lintas Udara (Air Traffic Control).












Gambar 11 : Daerah kedatangan (Arrival) Maimun Saleh Sabang
Sumber : http://www. hubud.dephub.go.id/index.php?id/bandara/detail/63

 










Gambar 13 : Daerah keberangkatan (Depatures) Maimun Saleh Sabang
Sumber : http://www. hubud.dephub.go.id/index.php?id/bandara/detail/63

 










Gambar 14 : Kantor pengelola Bandar udara) Maimun Saleh Sabang
Sumber : http://www. hubud.dephub.go.id/index.php?id/bandara/detail/63

Secara umum lingkup kegiatan perencanaan ini meliputi dua bagian yaitu sisi udara (air side) dan sisi darat (land side).
  


BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan analisis teoretis mengenai suatu cara atau metode.  Dalam tugas perencanaan lapangan terbang ini, referensi data yang digunakan bersumber dari :

1.      Secara umum lingkup kegiatan perencanaan ini meliputi dua bagian yaitu sisi udara (air side) dan sisi darat (land side) sumber data diambil dari Slide Mata Kuiah Lapangan Terbang 2 SKS (Semester VI), http://slideplayer.info/slide/3628674/
2.      Tipe pesawat dari Lion Air yang melayani  bandara Maimun Saleh Sabang –Kuala Namu Sumut dan Jadwal penerbangan yang bersumber dari (http://aceh.tribunnews.com/2016/12/09/wings-mulai-layani-kuala-namu-sabang).
3.      Tipe pesawat dari Garuda Indonesia yang melayani  bandara Maimun Saleh Sabang – Kuala Namu Sumut dan jadwal penerbangan bersumber dari http://travel.kompas.com/read/2015/02/13/083300227/Berpelesir.ke.Sabang.Sekarang.Lebih.Mudah
4.      Jenis dan tipe Bandar Udara Maimun Saleh bersumber dari https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Maimun_Saleh)
5.      Data demografi kota Sabang bersumber dari http://id.wikipedia.org/kota_Sabang#Demografi
6.      Data Geografis Kota Sabang terletak pada koordinat 05o 46’ 28” – 05o 54’ 28” Lintang Utara (LU) dan 95o 13’ 02” – 95o22’ 36’ Bujur Timur (BT). Bersumber dati  http://sabangkota.go.id/index.php/page/4/geografis
7.      General info, domestic routes, air side fasilities, land side fasilities, airport photos bersumber dari http://hubud.dephub.go.id/?id/bandara/detail/63





BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
Sisi udara (air side) pada Bandar Maimun Saleh Sabang  saat ini mempunyai Runway dengan panjang 1800 m dan lebar 30 m dengan konstruksi runway Aspal Hotmix dengan total area 55.500 M². Bandara ini dilengkapi taxiway dengan panjang 155 m dan lebar 23 m dengan luas area 3.656. Bandara ini dilengkapi taxiway dengan panjang 100 m dan lebar 10 m dan apron dengan luas 50 m2, apron dengan panjang 140 m lebar 90 m dengan luas 12.600 m2 serta memiliki dua stopway dengan panjang stopway 1 panjang 60 m dan lebar 30 m, dan stopway 2 dengan panjang 60 m dan lebar 30 m dengan konstruksi aspal hotmix serta luas area masing-masing 1.800 m2.
Sedangkan sisi darat (land side) dengan kategori domestik yang  disediakan untuk penumpang sebelum diperoses menjadi penumpang angkutan udara dengan luas total area Bangunan Terminal (Terminal Building) 304 m2 dengan kapasitas 300 penumpang,, Daerah Keberangkatan (Depatures) dengan total luas area 302 m2 dan Daerah Kedatangan (Arrival) dengan total luas area 304 m2, Jalan masuk dan prasarana darat, kantor pengelola Bandar udara dan Menara Pengawas Lalu Lintas Udara (Air Traffic Control).
Pada bandara ini hanya dioperasikan  Pesawat tipe ATR 72 seri 500 dan 600 berkapasitas 72 seat oleh maskapai Garuda Indonesia dengan rute Bandara Internasional Kuala Namu Sumatera Utara – Bandara Maimun Saleh Sabang dan sebaliknya dengan frekuensi penerbangan 3 kali dalam satu minggu yaitu pada hari rabu, jumat dan minggu dan maskapai Wing Air akan juga setiap tiga kali dalam sepekan yaitu selasa, kamis dan minggu.

5.2.Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

                        

Tidak ada komentar: