Jumat, 17 November 2023

 

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

 (AHP)


 

1.1        Latar Belakang

AHP (Analytical Hierarchy Process) adalah pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L Saaty. Dalam banyak penelitian, Metode yang dipilih adalah menggunakan AHP (Analytical Hierarchy Process) karena memiliki sejumlah keunggulan (Alessio Ishizaka & Asharf Labib, 2009). Dengan menggunakan metode Delphin dan AHP (Analytical Hierarchy Process). Studi kasus atau case study merupakan bagian dari metode kualitatif yang hendak mendalami suatu kasus tertentu secara lebih mendalam dengan melibatkan pengumpulan beraneka sumber informasi.

Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamnya persepsi manusia. Suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur dipecah kedalam kelompok, kelompoknya dankelompok tersebut akan menjadi suatu hirarki. Hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi-level dimana level pertama adalah Tujuan, yang diikuti level factor, kriteria, Sub Kriteria, dan seterusnya ke bawah level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis (Syaifullah, 2010).

 

2.1 Metode AHP

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Berikut langkah-langkah yang akan dilakukan dengan dengan metode ini:

  1. Decomposition artinya memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya sampai tidak  mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tersebut
  2. Comparative judgement adalah melakukan perbandingan antar elemen-elemen dalam hirarki yang disajikan dalam bentuk matriks. Perbandingan ini dilakukan dengan cara berpasangan antar elemen. Cara ini disebut juga pairwise comparation
  3. Sementara itu hasil akhir dari seluruh analisis adalah melakukan Synthesis of Priority. Dengan demikian maka akan diperoleh prioritas masing-masing elemen.

Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan tentang kontribusif relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan yang mungkin dan mampu menganalisis tentang kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. Pendekatan dengan matriks mencerminkan tentang aspek ganda dalam prioritas yaitu mendominasi dan didominasi.

 

2.1.1 Prinsip Dasar AHP

  1. Membuat hierarki, system yang kompleksbisa dipahami dengan memecahnya menjadi elemen-elemen pendukung, dan menyusun elemen secara hirarky
  2. Penilaian Kriteria Alternatif, Kriteria dan alternative dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat
  3. Menentukan Prioritas, nilai perbandingan relative dari seluruh alternatif kriteria  bias disesuaikan dengan judgement untuk menghasilkan bobot  dan prioritas
  4. Konsistensi Logis, Tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

 

2.2 Model Penyusunan Matematis AHP

Mendefinisikan hirarki sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multilevel dimana level pertama adalah tujuan (goal) yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif.

                            Gambar 1. Konsep Hirarki Analytical Hierarchy Process (AHP) 

Membuat matrik perbandingan berpasangan kriteria untuk bantuan raskin Mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. Hasil penilaian terhadap pertanyaan yang di ajukan kepada responden selanjutnya direkap dalam bentuk tabel. Bagian kiri adalah factor yang menunjukkan skala jawaban yang bernilai negatif, sedangkan bagian sebelah kanan menunjukkan skala jawaban yang bernilai posisif.

                                                              Tabel 1. Matrik Perbandingan Kriteria

dimana :

A1 ... An = kriteria / sub kriteria / alternatif program

w1 ... wn = bobot dari kriteria / sub kriteria / alternatif program

   Nilai-nilai pada setiap baris pada matrik merupakan perbandingan antara faktor-faktornya dengan masing-masing faktor itu sendiri, dan menjumlahkan nilai total dari suatu kolom pada matrik tersebut. Untuk menilai perbandingan tingkat kepentingan elemen, Saaty (1994) menetapkan skala kuantitatif 1 sampai 9. Nilai dan definisi dari skala perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan tabel 1 berikut

                                                   Tabel 2. Skala Perbandingan Berpasangan

 Setelah itu akan dilakukan menghitung nilai dang uji consistency :

 Adapun langkah-langkanya sebagai berikut :

1.      Melakukan perkalian Matrik penilaian dengan Matrik Prioritas

2.      Membagi baris pada Matrik [NxP] dengan baris pada Matrik [P]

3.      Menghitung nilai eigenvalue (λ max)

4.      Menghitung Indeks Konsistensi / Consistency Index (CI)

Syarat : CR < 0.1, untuk model AHP dapat ditetapkan bahwa CR ≤ 0,1 maka judgement yang telah diberikan dianggap cukup konsisten. Sedangkan untuk nilai RI ini dapat dilihat dari tabel . Bila CR >  0,1 maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur kriteria maupun alternatif harus diulang

Hasil akhir didapatkan dengan cara mengalikan nilai prioritas kriteria dengan nilai prioritas setiap alternatif setiap alternatif terhadap kriteria dan kemudian hasil perkalian tersebut dijumlahkan untuk mengetahui totalnya.

 

 Kepustakaan :

 Fatimah, Eldina, Dr.Ir, M.Sc.Eng,Bahan Kuliah Statistika Analytical Hierarchy Process (AHP) Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala       

https://media.neliti.com/media/publications/294962-penerapan-metode-analytical-hierarchy-pr-71ba5b07.pdf

https://www.semanticscholar.org/paper/PEMILIHAN-KONTRAKTOR-SPESIALIS-OLEH-KONTRAKTOR-Harianto Susetyo/b56b24d2a003d383aabf83d575dabd68e639b7f0